27.5 C
Jakarta
Saturday, April 19, 2025
spot_img

    Israel makin gencar operasi darat di Gaza

    Terkait

    PRIORITAS, 17/4/25 (Jalur Gaza): Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan masih tetap bertempur dan tidak ada ‘batas waktu’ untuk operasi darat di Gaza, di tengah kebuntuan pembicaraan gencatan senjata baru dengan militan Hamas di Mesir.

    Sejak dimulainya kembali pertempuran pada bulan Maret lalu, pasukan Israel telah menewaskan sekitar 350 teroris, termasuk 40 komandan dan ahli teknis, dengan sekitar 250.000 penduduk mengungsi.

    “Kami belum menetapkan batas waktu untuk operasi darat terbatas, yang sedang berlangsung di Jalur Gaza”, kata militer Israel, hari Rabu waktu setempat, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Ynetnews, hari Kamis (17/4/25).

    Fokus serangan pasukan Israel berada pada lokasi-lokasi strategis utama di Gaza, termasuk ‘Bukit 70’,  sebuah dataran tinggi yang dinamai berdasarkan pososinya dalam meter.

    Militer Israel harus merebut bukit itu, karena terletak tepat di dalam perbatasan Gaza yang menghadap langsung ke komunitas-komunitas Israel, serta daerah-daerah perkotaan seperti lingkungan Shujaiyya di Kota Gaza.

    Daerah tersebut juga merupakan bagian dari zona penyangga, yang telah diupayakan Israel untuk diamankan sejak serangan militan Hamas pada 7 Oktober 2023, sehingga memicu perang besar saat ini.

    Militer Israel mengatakan zona tersebut sebelumnya terlalu sempit untuk menjamin kendali Israel. “Tidak mungkin untuk kembali ke Kibbutz Nahal Oz tanpa menetralkan Bukit 70 sepenuhnya,” kata seorang pejabat IDF.

    Menurut Pasukan Pertahanan Israel, sejak dimulainya kembali serangan usai gencatan senjata sementara, militan Hamas telah beralih dari mempersiapkan serangan baru ke sikap defensif (pertahanan) di sejumlah titik, yang memiliki terowongan rahasia dan banyak penduduk sipil.

    Cegah bantuan ke Hamas

    Pejabat militer mengungkapkan diskusi sedang berlangsung dengan para pemimpin pemerintah Israel, untuk memulai kembali bantuan kemanusiaan ke warga sipil di Jalur Gaza.

    Namun IDF menekankan berbagai upaya juga sedang dilakukan, untuk mencegah militan Hamas menyita bantuan tersebut, seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya.

    “Tidak ada kelaparan di Gaza, dan kami akan bertindak untuk mencegah krisis kemanusiaan berdasarkan hukum internasional. Kami tidak ingin bantuan itu justru menghidupkan Hamas”, tegas militer Israel.

    Israel menilai penghentian masuknya bantuan sebulan yang lalu, telah merusak tata kelola militan Hamas, menaikkan harga dan meningkatkan tekanan publik terhadap kelompok tersebut.

    Meskipun tidak meluas, militer telah mengamati tanda-tanda awal berkurangnya rasa takut warga sipil Gaza terhadap militan Hamas.

    Seorang direktur rumah sakit secara terbuka membagikan surat ancaman dari teroris lokal, yang dilaporkan mendapat dukungan publik luas.

    Dalam kasus terpisah, para pemimpin klan di Jalur Gaza telah mengeksekusi seorang polisi Hamas. Warga sipil juga telah melarikan diri dari Kota Gaza ke arah selatan, khususnya di sepanjang bagian barat koridor Netzarim di dekat pantai—daerah yang sebagian berada di bawah kendali militer Israel.

    Lima terowongan

    Dalam operasi darat, pasukan Israel telah menemukan lagi lima terowongan dalam beberapa minggu terakhir, termasuk dua di antara Rafah dan Khan Younis, serta tiga di dekat lingkungan Daraj-Tuffah, yang menghadap ke pemukiman warga Israel di Kibbutz Kfar Aza.

    Dalam satu insiden, teroris muncul dari sebuah terowongan dan menembakkan rudal anti-tank ke satu unit dari Brigade Lapis Baja ke-401. Pasukan Israel membalas tembakan dan membunuh para penyerang tersebut.

    Pejabat militer Israel mengatakan operasi masih terus berlangsung dengan meminimalkan risiko. “Kami bisa saja merebut koridor Rafah-Khan Younis dalam waktu enam jam, tetapi memilih melakukannya selama seminggu, untuk menghindari tembakan dari samping,” unkap seorang pejabat militer.

    Kini koridor tersebut sekarang diamankan dengan lebar 600 hingga 700 meter. Militer juga berencana membangun jalan di Gaza selatan di sepanjang rute baru sebagai koridor Beit Ur, yang dijuluki “Morag” berdasarkan bekas pemukiman Israel selama pemisahan diri tahun 2005.

    Perluasan zona penyangga serupa sedang berlangsung di Gaza utara, termasuk wilayah yang dulunya merupakan rumah bagi pemukiman seperti Dugit. “Kami menimbulkan kerusakan signifikan pada Hamas,” kata IDF.

    Tekanan itu, kata IDF, telah mendorong Hamas untuk mempertimbangkan kesepakatan penyanderaan baru. (P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini