31.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

    Hmmm !!! Bolehkah Presiden RI mencium Ratu Kecantikan? Secuil kisah Bung Karno di Hawaii….*)

    Terkait

    Opini: Guntur Soekarno **)

    Dalam satu perjalanan ke luar negeri, yaitu ke Honolulu-Hawaii, di bandar udara Bung Karno mendapat penghormatan pasukan dan tembakan kehormatan 21 kali. Berkumandang juga lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dibawakan oleh korps musik dari Angkatan Laut AS.

    Selama upacara Bung Karno didampingi oleh seorang Laksamana Angkatan Laut yang menjabat Komandan Pangkalan Angkatan Laut yang pernah porak poranda diserang oleh pesawat-pesawat pembom ringan Jepang, sehingga memicu Perang Dunia ke-2.

    Setelah upacara selesai diadakan penyambutan tamu agung. Sesuai adat istiadat warga Hawaii, sang tamu agung mendapat ciuman kehormatan dari seorang gadis Hawaii dan tamu tadi harus membalas ciuman.

    Saat itu yang mendapat kehormatan mencium Bung Karno adalah seorang mahasiswi Hawaii yang menjadi ratu kecantikan di sana. Untuk menghormati adat istiadat tanpa canggung Bung Karno membalas ciuman diiringi tepuk tangan gemuruh dari para penyambut.

    Apa yang dilakukan Bung Karno adalah dalam rangka menghormati adat masyarakat asli Hawaii. Namun, media-media Amerika tetap saja menjelekkan Bung Karno dengan menyatakan bahwa Sukarno gemar “mencicipi” gadis muda. Kejadian tersebut menjadi headline hampir di seluruh majalah dan koran di AS. Menghadapi hal tersebut Bung Karno tenang-tenang saja karena sudah kebal mengalami pemberitaan-pemberitaan negatif dari media-media kolonialis.

    Untuk memuaskan para wartawan media asing, Bung Karno bahkan sengaja meminta mahasiswa yang bernama Carol Ah You tersebut, untuk mendampinginya selama di Hawaii, baik acara resmi maupun non-resmi. Bung Karno juga menyempatkan mampir ke rumah Carol untuk bertemu orangtuanya.

    Ketika ada undangan makan malam dari gubernur Hawaii, di sebuah restoran terkemuka di Honolulu Bung Karno duduk didampingi oleh Carol. Juga ketika mengunjungi museum sejarah dunia di Honolulu, Carol tetap mendampingi Bung Karno. Ada hal yang sangat menarik perhatian saat meninggalkan museum, yaitu sebuah kalimat di dinding belakang yang berbunyi, “We leave the Museum, but not leave history.” (Kita meninggalkan Museum akan tetapi tidak meninggalkan sejarah).

    Tak hanya itu, Bung Karno juga mengundang Carol ke Indonesia untuk lebih mengenal rakyat dan daerah-daerah di Indonesia. Namun, sampai dengan Bung Karno wafat pada 21 Juni 1970, sang ratu Hawaii tadi tidak kunjung datang ke Indonesia memenuhi undangan.

    Penulis Mengunjungi Hawaii

    Sekitar tahun 1980-an penulis beserta istri dan Puti menyempatkan berkunjung ke Hawaii untuk berlibur. Kami menginap di Hotel Hilton International Honolulu. Lokasi hotel tersebut tepat di tepi pantai. Bila di pagi hari berjalan-jalan di pantai, kita akan melalui ratusan wanita berbikini, sekadar tidur-tiduran mandi matahari.

    Yang menjadi masalah adalah tidak cocoknya menu hotel dengan selera makan penulis. Untuk sarapan pagi penulis selalu memesan toast and ommelette weldone (roti panggang dan dadar telor matang). Untuk makan siang dan malam selalu makan di sebuah restoran China yang jaraknya tidak terlalu jauh dari hotel, lebih kurang 5 menit berjalan kaki. Setelah santap malam penulis dan istri biasanya menonton Don Ho Show di ballroom Hotel Hilton.

    Adapun pertunjukan yang sangat menarik minat penulis adalah seorang peniru Elvis Presley. Suara dan penampilannya sangat mirip dengan sang legenda.

    Saat berkeliling Honolulu, kami sempat melewati rumah mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos yang mencari suaka ke AS, dan bermukim di Honolulu, Hawaii. Keinginan hati untuk mampir dan memotret Imelda Marcos yang wajahnya jelita gagal, karena dilarang petugas keamanan yang siaga.

    Selain itu kami juga mengunjungi Kompleks Makam Pahlawan Honolulu. Saat itu, seorang astronaut AS baru saja dimakamkan di sana. Di tempat itu pula menjadi lokasi pembuatan film serial Hawaii Five-O yang terkenal.

    Tak lupa kami juga meninjau, walaupun dari jarak jauh, erupsi permanen dari gunung berapi Mauna Loa dan Mauna Kea.

    Di hari berikutnya kami sekeluarga pergi ke daerah pegunungan di mana terdapat sebuah air terjun yang airnya tidak dapat mencapai tanah karena tertiup angin kencang dari sebelah bawahnya. Tinggi air terjun tersebut mendekati 100 meter di tepi tebing gunung cadas.

    Yang lebih menarik dan spektakuler adalah Lembah Pali. Di situ terdapat celah di antara dua bukit yang tiupan anginnya sangat kencang. Bila ingin mencapai pagar besi di tepi bukit, kita akan tertahan oleh kencangnya tiupan angin. Jadi cara kita mencapai pagar untuk melihat panorama Kota Honolulu harus setapak demi setapak berjalan miring melawan tiupan angin.

    Sehari sebelum kembali ke Los Angeles, California, kami meninjau pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbour. Di sana yang menjadi pusat perhatian wisatawan adalah lokasi USS Arizona yang setengah badannya tenggelam ke dasar laut. Di luar ruangan kafe yang berlokasi di seberang reruntuhan kapal perang tadi, bertengger dua jangkar besar yang diambil dari USS Arizona sebagai monumen sejarah.

    Saat duduk-duduk di kafe tersebut, kami melihat kapal perang AS berlalu lalang di sore hari. Ada kapal jenis destroyer, kapal selam, bahkan kami beruntung dapat menyaksikan kapal induk terbesar di dunia USS Saratoga melintas dengan gagah.

    Kami pun menyeberang menuju USS Arizona untuk melihat dari dekat kondisinya. Setelah tiba di lokasi, rombongan disambut bunyi peluit khas Angkatan Laut sebagai tanda kehormatan.

    Dalam peninjauan yang dipandu seorang guide Angkatan Laut berseragam putih-putih, kami meninjau seluruh USS Arizona. Penulis sempat melihat pada dinding baja anjungan kapal tampak bekas tembakan peluru pesawat terbang. Dinding baja sebelah kiri badan kapal tampak robek terkena torpedo pesawat pengebom Jepang yang membuat USS Arizona tenggelam separuh badan.

    Di benak penulis terbayang betapa paniknya pasukan Angkatan Laut AS kala mendapat serangan mendadak dari pesawat-pesawat pengebom Jepang, di bawah komando Laksamana Isoroku Yamamoto. Serangan itu membuat hampir seluruh kekuatan Armada Pasifik AS lumpuh tanpa perlawanan berarti.

    Selesai meninjau USS Arizona, kami kembali ke hotel, untuk bersiap terbang kembali ke Jakarta menggunakan pesawat Boeing 747 double deck Singapore Airlines (SQ). Ketika hendak naik ke pesawat, tiba-tiba seorang petugas SQ datang menghampiri dan memberitahu bahwa kami sekeluarga di-upgrade tempat duduknya dari kelas ekonomi di tingkat bawah, ke kelas utama di tingkat dua pesawat. Ketika penulis bertanya, dijawab dengan singkat, “Instruksi dari atasan kami.”

    Syukur alhamdulillah dengan tempat duduk yang nyaman dan luas serta fasilitas hiburan yang lengkap terutama makanan yang lezat, membuat penulis dapat tertidur nyenyak selama perjalanan, hingga menjelang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang.

    Penulis bertanya di dalam hati, mengapa waktu tiba mendarat di Bandara Honolulu tidak ada upacara adat sehingga ada seorang gadis Hawaii yang mencium penulis seperti ketika Bung Karno berkunjung? Maklum penulis kan bukan presiden. (B-BS/jr)


    *) Disadur dari BeritaSatu.com, Edisi Kamis, 17 Februari 2022 | 18:02 WIB, dengan judul asli: Bolehkah Presiden RI mencium Ratu Kecantikan?

    **) Penulis adalah pemerhati masalah sosial

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini