PRIORITAS, 16/3/25 (Jakarta): Mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa sebaiknya dihindari karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Makanan digoreng mengandung lemak trans dan minyak berulang, berisiko menyebabkan gangguan pencernaan, peningkatan kadar kolesterol, serta penurunan energi setelah berbuka.
Dokter spesialis gizi klinik, dr. Fitri Amalia, menyarankan agar berbuka puasa diawali dengan air putih dan makanan tinggi serat seperti kurma atau buah segar. “Gorengan dapat membebani sistem pencernaan yang telah beristirahat sepanjang hari, menyebabkan rasa begah dan memperlambat metabolisme,” ujarnya.
Menurut penelitian dalam jurnal American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi lemak trans dalam jumlah tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Minyak digunakan berulang kali untuk menggoreng dapat menghasilkan senyawa berbahaya, merusak sel tubuh, dan memicu peradangan.
Selain itu, kandungan minyak pada gorengan berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan obesitas jika dikonsumsi berlebihan. Sebagai alternatif, makanan yang dipanggang, dikukus, atau direbus lebih disarankan untuk menjaga kesehatan selama bulan Ramadan.
Pola makan yang lebih sehat juga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, mengurangi rasa lemas setelah berbuka, dan meningkatkan kualitas tidur.
Hindari juga makanan berlemak
Ahli gizi dari Kementerian Kesehatan, dr. Rina Kurniasih, juga mengingatkan pentingnya menghindari konsumsi makanan berlemak berlebihan selama bulan puasa.
“Selain gorengan, makanan tinggi gula dan minuman bersoda juga sebaiknya dibatasi karena dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis dan meningkatkan rasa lapar lebih cepat,” katanya.
Masyarakat diimbau untuk lebih selektif dalam memilih makanan berbuka agar tubuh tetap bugar dan ibadah dapat dijalani dengan optimal. Dengan mengadopsi pola makan sehat, umat Muslim dapat menjalani puasa dengan lebih nyaman dan bertenaga. (P-*r/Zamir A)