PRIORITAS, 2/10/25 (Jakarta): Ribuan pegawai di lembaga penerbangan dan keamanan transportasi terancam dirumahkan, sementara puluhan ribu lainnya diwajibkan tetap bekerja tanpa gaji, sebagai dampak dari penghentian operasi atau shutdown pemerintahan Amerika Serikat (AS).
Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap kelancaran dan keamanan penerbangan nasional.
Departemen Transportasi AS pada Selasa (30/9/2025) menyatakan lebih dari 11.000 pegawai Federal Aviation Administration (FAA), sekitar seperempat dari total tenaga kerja lembaga itu, terancam dirumahkan sementara.
Lebih dari 13.000 pengendali lalu lintas udara yang masih aktif harus tetap bekerja demi menjaga keselamatan penerbangan, meski tanpa menerima bayaran sampai penutupan berakhir.
Seperti diketahui, pemerintah Trump di AS Kini Shutdown, Apa yang Terjadi? “Dengan mata tetap tertuju pada keselamatan udara, para pengendali lalu lintas udara tidak bisa berhenti bekerja,” ucap FAA dalam pernyataannya, dilansir Reuters, sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia.
Situasi ini memperparah tantangan yang sudah ada. FAA saat ini kekurangan sekitar 3.800 pengendali lalu lintas udara dari target jumlah staf yang dibutuhkan.
Namun, berbeda dari shutdown sebelumnya, FAA menyebut kali ini mereka akan tetap melanjutkan perekrutan dan pelatihan pengendali baru. Pada masa lalu, perekrutan dan pelatihan semacam itu biasanya dihentikan.
Tak hanya itu, dampak shutdown juga akan dirasakan di sektor investigasi kecelakaan. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) menyebut sekitar 25 persen dari total 400 pegawainya akan dirumahkan.
Pihak NTSB menegaskan, tetap bisa melakukan investigasi baru atas kecelakaan maupun insiden udara, termasuk melanjutkan penyelidikan tabrakan di udara pada 29 Januari lalu antara jet regional American Airlines dengan helikopter militer yang menewaskan 67 orang. (P-*r/am)
No Comments