26.2 C
Jakarta
Sunday, February 23, 2025

    AS peringatkan munculnya ancaman basis baru teroris ISIS dan al-Qaeda di Afghanistan

    Terkait

    PRIORITAS, 22/2/25 (Islamabad) : Pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri, Marco Rubio, memberi peringatan kepada negara Afghanistan adanya laporan mulai munculnya basis-basis baru kelompok teroris ISIS dan al-Qaeda di wilayah mereka.

    Menurut Menlu AS, ada wilayah-wilayah tanpa pemerintahan di Afghanistan yang saat ini dikuasai Taliban,  bisa memberikan peluang bagi kelompok-kelompok ekstremis untuk beroperasi. “Saya tidak mengatakan bahwa ini adalah situasi sebelum 11 September, tetapi saya pikir setiap kali ada ruang pemerintahan yang diperebutkan dan tidak ada pemerintah yang memiliki kendali penuh atas setiap bagian wilayah mereka, hal itu menciptakan peluang bagi kelompok-kelompok ini,” kata Rubio, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari VOA Indonesia, Sabtu (22/2/25).

    Peristiwa 11 September 2001 yang dikenal dengan sebutan “9/11” mengejutkan dunia, ketika kelompok teroris Al-Qaeda di bawah kendali Osama bin Laden menyerang gedung kembar World Trade Center (WTO) di AS dengan beberapa pesawat komersil yang dibajak. Sekitar 3.000 orang tewas menjadi korban ketika gedung tersebut runtuh. Seluruh dunia mengutuk serangan tersebut, dan AS langsung mengirim pasukan memburu seluruh kelompok Al-Qaeda di Afghanistan, hingga berhasil membunuh bin Laden yang bersembunyi di Pakistan.

    “Perbedaan antara hari ini dan 10 tahun lalu adalah bahwa kita tidak memiliki elemen Amerika di lapangan untuk menarget dan mengejar mereka,” jelas Rubio.

    Peringatan Amerika Serikat ini sebenarnya bukan isapan jempol belaka, karena dalam beberapa tahun belakangan serangan senjata dan pengemboman yang diduga kuat dilakukan teroris ISIS dan Al-Qaeda masih sering terjadi di Afghanistan.

    Tahun 2022 lalu hotel di kawasan Shahr-e-Naw rusak akibat serangan ISIS-Provinsi Khorasan (ISKP), menimbulkan korban jiwa. Kelompok bersenjata IS-K juga menyergap dan membunuh pejabat perusahaan pertambangan China di provinsi Takhar. Pada bulan Desember, sebuah bom bunuh diri yang diklaim oleh IS-K menewaskan Khalil Ur-Rahman Haqqani, Menteri Urusan Pengungsi Taliban, bersama dengan beberapa rekannya di dalam kementeriannya di Kabul. Terbaru, hari Selasa (11/2/25) seorang pembom meledakkan dirinya di pintu masuk sebuah bank di kota Kunduze, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai puluhan warga yang sedang antri mengambil gaji.

    PBB memperingatkan,  al-Qaeda telah mendirikan delapan kamp pelatihan baru di Afghanistan. Laporan itu mengatakan sebuah kamp al-Qaeda di provinsi perbatasan Afghanistan, Kunar, melaksanakan pelatihan bom bunuh diri,  untuk mendukung operasi Tehrik-i-Taliban Pakistan, atau TTP, kelompok teroris yang memimpin serangan terhadap pasukan keamanan Pakistan.

    Meskipun sudah mendapat peringatan berkali-kali, namun pemerintah Afghanistan di bawah kendali Taliban seringkali mengabaikannya. Para pejabat Taliban secara konsisten meremehkan aktivitas ISIS-K atau al-Qaeda di Afghanistan. Mereka mengklaim pasukan kontraterorisme telah secara efektif menekan kelompok itu dan membuatnya tidak mampu menimbulkan ancaman bagi Afghanistan.

    Menlu AS menambahkan, dalam beberapa kasus, Taliban telah bersikap kooperatif ketika diberitahu ISIS atau al-Qaeda beroperasi di bagian negara dan mengejar mereka. Namun tidak demikian halnya dalam kasus-kasus lain. “Jadi, saya tidak akan membandingkannya dengan sebelum 11 September, tetapi yang jelas ketidakpastiannya jauh lebih besar — dan tidak terbatas pada Afghanistan saja,” jelas Rubio.

    Laporan PBB menggambarkan afiliasi ISIS yang berbasis di Afghanistan, ISIS-Khorasan atau IS-K, sebagai ancaman teroris ekstra-regional terbesar. Selain serangan terhadap otoritas Taliban dan minoritas agama Afghanistan, pendukung IS-K melakukan serangan hingga ke Eropa. Kelompok tersebut secara aktif berupaya merekrut anggota dari negara-negara Asia Tengah  yang berbatasan dengan Afghanistan.

    Taliban secara militer kembali berkuasa di Afghanistan pada bulan Agustus 2021 ketika pemerintah resmi runtuh,  ketika semua pasukan Amerika Serikat menarik diri dari negara itu setelah 19 tahun lebih berada di sana. (P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini