PRIORITAS, 27/6/25 (Arlington): Amerika Serikat (AS) membantah informasi yang menyebutkan Iran telah memindahkan uranium sebelum situs nuklirnya di Fordow diserang pesawat pembom AS.
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, mengatakan dia tidak mengetahui adanya informasi intelijen, yang menunjukkan Iran telah memindahkan uranium untuk melindunginya dari serangan AS.
“Saya tidak mengetahui adanya informasi intelijen yang saya tinjau yang menyatakan bahwa barang-barang tidak berada di tempat yang seharusnya, dipindahkan atau lainnya,” kata Hegseth, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Asharq Al Awsat, hari Jumat (27/6/25).
Sejumlah ahli menyebutkan kemungkinan Iran telah memindahkan sekitar 400 kilogram (880 pon) uranium yang diperkaya dan disembunyikan di tempat lain, beberapa hari sebelum AS menyerang situs nukiir negara Ali Khamenei itu.
Mereka juga mencatat citra satelit dari Maxar Technologies yang menunjukkan “aktivitas tidak biasa” di situs nuklir iran di Fordow pada hari Kamis dan Jumat.
Saat itu terlihat jelas, adanya antrean panjang truk menunggu di luar pintu masuk fasilitas tersebut.
Seorang sumber senior Iran mengatakan kepada Reuters pada hari Minggu, sebagian besar uranium yang diperkaya 60% dan mendekati mutu senjata nuklir, telah dipindahkan ke lokasi yang dirahasiakan sebelum serangan AS.
Tuduh media meremehkan
Dalam konferensi pers di Pentagon di Arlington, Virginia, AS, seperti dilaporkan Reuters, Hegseth membantah klaim tersebut.
Ia juga menuduh media meremehkan keberhasilan serangan AS terhadap program nuklir Iran.
Hegseth mengatakan penilaian itu memiliki tingkat keyakinan yang rendah.
Mengutip komentar dari Direktur CIA, John Ratcliffe, ia mengatakan penilaian itu telah dikalahkan intelijen, yang menunjukkan program nuklir Iran rusak parah akibat serangan AS baru-baru ini.
Menurut Hegseth, Iran akan memakan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali situs nuklirnya yang rusak diserang AS.
Juru bicara pemerintah AS, juga membantah tudingan yang menyebutkan AS gagal mencegah Iran memindahkan bahan nuklirnya.
“Saya dapat memberi tahu Anda, Amerika Serikat tidak memiliki indikasi apa pun bahwa uranium yang diperkaya itu dipindahkan sebelum serangan, seperti yang saya lihat juga dilaporkan secara keliru,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt kepada Fox News.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya mengumumkan telah menggagalkan proyek nuklir Iran.
“Dan jika ada pihak di Iran yang mencoba membangunnya kembali, kami akan bertindak dengan tekad yang sama, dengan intensitas yang sama, untuk menggagalkan upaya apa pun,” tegasnya. (P-Jeffry W)