Ilustrasi ginjal sehat, organ penting yang berfungsi menyaring limbah dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. (iStockphoto)Tanda awal gagal ginjal muncul ketika Wan Rong berusia tujuh tahun. Orang tuanya melihat urine anaknya berbusa dan wajahnya bengkak. Mereka segera membawanya ke UGD Rumah Sakit Wanita dan Anak KK untuk pemeriksaan.
Dokter mendeteksi adanya gangguan ginjal serius, tetapi penyebab pastinya belum diketahui. Saat itu, Wan Rong menerima terapi steroid untuk meredakan peradangan. Namun, kondisi tubuhnya tidak membaik dan bahkan terus memburuk.
Setahun kemudian, ia dirujuk ke Rumah Sakit Universitas Nasional, satu-satunya rumah sakit di Singapura dengan layanan dialisis kronis khusus anak-anak. Di sana, dokter menemukan penyebab utamanya melalui program riset genetik.
“Kami menemukan bahwa 10 hingga 15 persen pasien gagal ginjal anak ternyata disebabkan faktor genetik. Dari situ kami uji, dan hasilnya menunjukkan adanya mutasi TRPC6,” kata Prof Ng.
Mutasi TRPC6 baru ditemukan pada tahun 2005 dan hingga kini prevalensinya belum dapat dipastikan. Kasus seperti milik Wan Rong masih tergolong sangat langka di dunia medis.
Meski harus bergantung pada dialisis, Wan Rong tetap berusaha menjalani hidup normal. Ia masih bisa bermain dengan teman-temannya dan mengikuti pelajaran, meski dengan batasan ketat. Namun, saat usianya menginjak 13 tahun, kondisinya memburuk.
“Kedua kaki saya terasa sakit luar biasa. Setelah dirawat, dokter memutuskan mengangkat kedua ginjal saya karena kterjadi penumpukan limbah dan infeksi,” ujarnya.
No Comments