Tonton Youtube BP

Festival Berlayar 2025, BI Kepri transformasi Belakangpadang menuju pulau digital

Wilson Lumi
17 Nov 2025 07:16
2 minutes reading

PRIORITAS, 17/11/2025 (Batam): Warga Kepri memadati Lapangan Indera Sakti, Pulau Belakangpadang, Sabtu malam (15/11/25). Cahaya lampu, dentuman musik, dan tarian kolosal Hang Tuah membuka Festival Berlayar 2025 dengan gemilang. Kemeriahan memuncak saat penyanyi Iyeth Bustami melantunkan lagu legendaris Laksmana Raja di Laut, membuat suasana pulau yang dikenal dengan julukan “Pulau Penawar Rindu” itu semakin hidup.

Festival Berlayar—singkatan dari Bersama Rayakan Festival Digital Masyarakat Kepulauan Riau—merupakan inisiatif Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri.

Selama dua hari, 15–16 November 2025, festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi panggung percepatan transformasi digital di wilayah pesisir.

Deputi Kepala Perwakilan BI Kepri, Ardhienus, menjelaskan bahwa festival ini dirancang sebagai model pemberdayaan masyarakat berbasis empat pilar, masing-masinh implementasi sistem pembayaran digital (QRIS dan Rupiah Digital), pelestarian budaya Melayu dan pengembangan pariwisata lokal, inergi lintas pemangku kepentingan, dan penguatan ekosistem UMKM yang inklusif serta berkelanjutan.

Belakangpadang dipilih bukan tanpa alasan. Letaknya strategis, berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia, dan menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Batam. Dengan potensi tersebut, BI Kepri melihat pulau ini sebagai etalase ideal bagi ekonomi digital Kepri.

Transformasi itu tampak nyata sepanjang festival. Para pengunjung yang menyeberang melalui Pelabuhan Rakyat Sekupang menuju Belakangpadang menggunakan boat pancung yang telah dilengkapi QRIS sebagai metode pembayaran. Begitu tiba, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan keliling pulau dengan becak khas Belakangpadang—juga dibayar menggunakan QRIS.

Ardhienus menegaskan bahwa digitalisasi ini akan memudahkan wisatawan, sekaligus membuat transaksi UMKM lebih efisien.
“Dengan dukungan teknologi pembayaran digital seperti QRIS antarnegara, pelaku UMKM dapat memperluas pasar dan meningkatkan daya saing produk lokal,” ujarnya.

Dengan kata lain, wisatawan dari negara tetangga kelak dapat bertransaksi langsung menggunakan QRIS tanpa konversi rumit.

Untuk memperkuat ekosistem digital, BI Kepri juga membangun Pojok Digital Belakangpadang tepat di pintu keluar pelabuhan. Tempat ini menjadi pusat informasi bagi warga—mulai dari perkembangan ekonomi digital hingga edukasi perbankan. Kehadirannya diharapkan dapat mempercepat literasi keuangan bagi masyarakat pesisir.

Festival yang juga menghadirkan bazar UMKM, donor darah, hingga fun run ini menjadi momentum penting bagi Belakangpadang. BI Kepri menargetkan pulau ini menjadi ikon baru ekonomi digital wilayah pesisir, sekaligus model percontohan bagi daerah lain di Kepri.

Dengan panggung budaya yang tetap dijaga, masyarakat yang antusias, serta transformasi pembayaran digital yang semakin masif, Belakangpadang tidak hanya mempertahankan pesonanya sebagai pulau bernuansa nostalgia—tetapi kini berada di jalur cepat menuju masa depan ekonomi digital Kepri. (P-Jeff K)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x