PRIORITAS, 5/10/25 (Jakarta): Harga emas dunia diperkirakan tetap menguat pada pekan depan di tengah ancaman penutupan pemerintahan federal Amerika Serikat (AS). Pergerakan harga logam mulia diprediksi masih cenderung naik, dengan potensi menembus level psikologis baru di kisaran US$4.000 per ons troi.
Menurut Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, emas kembali menjadi sorotan utama pasar global karena meningkatnya ketidakpastian politik serta fiskal di AS. Risiko shutdown masih menghantui, dan hal itu berpotensi menunda rilis data ekonomi penting yang biasanya menjadi panduan bagi investor dalam menilai arah kebijakan pasar.
“Ketidakpastian politik dan fiskal di AS menambah premi risiko terhadap emas, mendorong aliran modal ke aset safe haven. Namun, jika shutdown dapat dihindari atau cepat diselesaikan, sebagian ketidakpastian fiskal bisa mereda dan tekanan jual jangka pendek mungkin muncul,” ujar Andy dalam risetnya, Minggu (5/10/25).
Berkurangnya tenaga kerja
Selain itu, pasar semakin percaya, Federal Reserve (The Fed) akan menerapkan kebijakan yang lebih dovish ke depannya. Keyakinan ini didukung oleh data makroekonomi terbaru yang menunjukkan tanda perlambatan pertumbuhan, dengan laporan ADP mencatat berkurangnya 32.000 tenaga kerja pada September.
No Comments