27.7 C
Jakarta
Tuesday, August 26, 2025

    Pemakaman massal korban perang Iran, jadi ajang simbol politik negara

    Terkait

    PRIORITAS, 28/6/25 (Teheran): Aksi pemakaman massal korban perang Iran bukan sekadar duka, namun juga pesan politik terbuka. Pemerintah memanfaatkan momen ini sebagai simbol konsolidasi kekuasaan dan seruan pembalasan.

    Jalur dari Lapangan Enghelab menuju Azadi dipenuhi ribuan pelayat berpakaian hitam. Warga membawa bendera dan poster para jenderal yang gugur dalam perang 12 hari melawan Israel.

    “Upacara penghormatan kepada para martir telah resmi dimulai,” lapor juru bicara pemerintah Iran dalam tayangan langsung televisi pemerintah.

    Tiga tokoh militer paling senior—Mohammad Bagheri, Hossein Salami, dan Amir-Ali Hajizadeh—dimakamkan dalam prosesi utama. Ketiganya tewas dalam serangan udara Israel yang menyasar pusat komando strategis.

    Media pemerintah, seperti menyiarkan prosesi secara langsung dari segala sudut. Tayangan menekankan narasi “syuhada pembela tanah air” dengan iringan musik patriotik dan barisan militer bersenjata lengkap.

    Tiga jenderal tewas

    Dikutip dari Beritasatu.com, konflik terbuka antara Iran dan Israel pecah awal Juni 2025. Israel mengklaim Iran berada di balik serangan ke kapal dagang dan fasilitas gas di Laut Merah dan Haifa.

    Sebagai balasan, Israel melancarkan gelombang serangan udara terbesar dalam satu dekade terakhir. Targetnya mencakup pangkalan militer, pabrik rudal, dan reaktor nuklir di Iran.

    Data International Crisis Group menunjukkan korban tewas menembus 300 orang. Termasuk 20 warga sipil di Iran dan 17 di Israel, serta lebih dari 60 personel militer Iran.

    Selain itu, kerusakan besar melanda infrastruktur strategis seperti jaringan listrik nasional, pelabuhan perdagangan, dan pabrik petrokimia di tiga provinsi.

    Respons pemimpin dunia

    Pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menyebut ketiga jenderal sebagai martir penjaga republik. Pemerintah menginstruksikan siaga penuh ke Korps Garda Revolusi (IRGC) dan unit rudal balistik.

    Gelombang unjuk rasa dukungan muncul di berbagai kota besar. Pemerintah menjadikan pemakaman sebagai momen konsolidasi kekuatan di tengah tekanan ekonomi dan sanksi internasional.

    Sementara itu, Rusia dan China menyerukan deeskalasi konflik. PBB mendorong pembentukan koridor diplomatik sebelum situasi menjalar ke kawasan Timur Tengah lainnya.

    Israel menyatakan siap mempertahankan wilayahnya, namun membuka peluang gencatan senjata jika Iran menghentikan dukungan terhadap kelompok bersenjata proksi. (P-Khalied Malvino)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini