PRIORITAS, 24/5/25 (Kota Gaza): Militan Hamas terkejut dan mengecam keras pernyataan anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Randy Fine, yang menyerukan penggunaan bom nuklir di Jalur Gaza.
Dalam wawancara dengan Fox News, Fine mengatakan Jalur Gaza harus dibombardir dengan nuklir.
Dia menyamakan wilayah kantong Palestina itu dengan Hiroshima dan Nagasaki.
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kedua kota di Jepang itu saat Perang Dunia II.
Jepang langsung menyerah, setelah bom itu menewaskan sekitar 215.000 orang, dalam beberapa bulan pertama setelahnya.
Militan Hamas menyebut pernyataan Randy Fine itu adalah hasutan untuk melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.
“Seruan ekstremis ini adalah kejahatan besar dan memperlihatkan mentalitas fasis rasis yang menguasai pikiran politisi Amerika,” kata Hamas, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Antara, hari Sabtu (24/5/25).
Langgar hukum humaniter
Menurut militan Hamas seruan politikus AS dari partai Republik itu, melanggar hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa.
Kelompok itu menekankan seruan Fine tersebut, menghasut publik untuk menggunakan senjata pemusnah massal terhadap lebih dari 2 juta warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Militan Hamas juga menyatakan seruan “mengerikan” itu, tidak akan melemahkan perjuangan Palestina.
Hamas menilai hal tersebut mengungkap wajah asli Israel dan para pendukungnya.
Israel terus menyerang
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan, sampai hari Sabtu Israel masih terus menyerang Jalur Gaza. Serangan terbaru menewaskan sedikitnya enam orang.
“Tim kami telah menemukan sedikitnya enam orang tewas,” kata juru bicara badan pertahanan sipil, Mahmud Bassal.
Ia mengatakan sepasang suami istri tewas bersama dua anak kecil mereka dalam serangan sebelum fajar di sebuah rumah di kawasan Amal, kota selatan Khan Younis.
Dua orang lainnya tewas dalam serangan di kamp pengungsi Nuseirat di pusat wilayah itu, katanya.
Militer Israel mengatakan pihaknya tidak dapat mengomentari serangan individu tanpa koordinat geografis yang tepat.
Israel melanjutkan operasi di Gaza pada tanggal 18 Maret, mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban perang secara keseluruhan menjadi 53.822, sebagian besar warga sipil.(P-Jeffry W)