Tonton Youtube BP

Gelombang serangan Israel ke Gaza, sudah 413 warga Palestina tewas

Jeffry Wuisan
18 Mar 2025 19:03
3 minutes reading

PRIORITAS, 18/3/25 (Tel Aviv): Gelombang serangan udara terbaru Israel ke jalur Gaza sampai Selasa malam (18/3/25) telah menewaskan sedikitnya 413 warga Palestina.

Daerah padat penduduk termasuk bangunan perumahan dan sekolah darurat menjadi sasaran serangan pada malam hari, yang difokuskan di Kota Gaza, Rafah, dan Khan Younis.

Menurut pejabat kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, gelombang serangan Israel ini sangat mematikan sejak kesepakatan gencatan senjata dicapai pada bulan Januari 2025 lalu. Demikian dilaporkan The Independent seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Selasa malam (18/3/25).

Militer Israel mengatakan serangannya akan meluas melampaui serangan udara. Ini mengindikasikan Israel bakal mengerahkan pasukan darat lagi ke jalur Gaza.

Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan perempuan dan anak-anak merupakan sebagian besar korban tewas, sementara seorang pekerja UNICEF mengatakan organisasinya telah melihat puluhan anak-anak yang meninggal. Beberapa korban luka dibawa ke Rumah Sakit Nasser, di mana pasien tergeletak di lantai sambil menjerit.

Perintah evakuasi telah dikeluarkan untuk ribuan warga Palestina di sekitar perbatasan jalur itu, karena Israel tampaknya bersiap untuk melanjutkan invasi darat ke wilayah kantong yang porak poranda itu.

Pemerintah Amerika Serikat mengonfirmasi mereka telah berkonsultasi sebelum serangan Israel itu.  Gedung Putih menyalahkan Hamas, karena menolak perpanjangan gencatan senjata.

“Hamas bisa saja membebaskan sandera untuk memperpanjang gencatan senjata, tetapi sebaliknya memilih penolakan dan perang”, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Brian Hughes.

Israel sudah beri peringatan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia memerintahkan serangan tersebut,  karena Hamas telah berminggu-minggu menolak menegosiasikan perpanjangan kesepakatan gencatan senjata tahap pertama. “Israel akan bertindak dengan kekuatan militer yang meningkat”, kata kantor Netanyahu.

Pejabat Hamas Izzat al-Rishq mengatakan serangan Israel akan mengorbankan sandera dan seperti menjatuhkan hukuman mati kepada mereka.

Mesir merupakan salah satu dari segelintir negara yang mengutuk serangan besar terbaru Israel terhadap Gaza ini. “Semua pihak harus menahan diri dan memberi kesempatan kepada mediator untuk mendorong gencatan senjata permanen”, kata pejabat Mesir.

Kementerian luar negeri Turki juga mengatakan serangan itu menunjukkan Israel telah memasuki fase baru dalam kebijakan genosida. “Pendekatan bermusuhan pemerintah Israel mengancam masa depan Timur Tengah”, kata pejabat Turki.

Eskalasi ini menghancurkan periode yang relatif tenang selama bulan suci Ramadan. Juga menambah kekhawatiran tentang nasib para sandera Israel yang masih ditawan di Gaza.

Banyak warga Palestina telah mengantisipasi kembalinya permusuhan setelah perundingan gencatan senjata terhenti pada awal Februari.

Alih-alih melanjutkan perundingan, Israel memberlakukan blokade terhadap pengiriman makanan, bahan bakar, dan bantuan dalam upaya untuk menekan Hamas agar menerima usulan alternatif.

Usulan baru tersebut mengharuskan Hamas membebaskan setengah dari sandera yang tersisa sebagai imbalan atas perpanjangan gencatan senjata dan janji untuk merundingkan gencatan senjata yang langgeng. Sampai kini Hamas masih menyandera 59 warga Israel. Sebanyak 35 orang di antaranya diyakini telah tewas.

Hamas bersikeras semua sandera hanya akan dibebaskan dengan imbalan penarikan militer Israel sepenuhnya dan penghentian permusuhan secara resmi. Israel menolak persyaratan ini, dengan menyatakan akan melanjutkan serangannya hingga Hamas dibubarkan dan semua sandera dibebaskan.(P-Jeffry W)

 

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x