26.1 C
Jakarta
Saturday, February 22, 2025

    Warga Bandung pertanyakan keamanan transaksi QRIS

    Terkait

    PRIORITAS, 17/2/25 (Bandung): Keamanan transaksi yang dilakukan sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dipertanyakan oleh para penggunanya di Kota Bandung.

    Salah seorang warga, Nicholas (22), yang rutin menggunakan QRIS untuk aktivitas pembayaran, mengungkapkan, dirinya merasa ragu akan keamanan dari sistem ini terutama ketika membayar dengan penarikan dananya melalui mesin kasir.

    “Seperti ketika membayar di kasir, mesin melakukan scan pada kode kita, nah kita tidak tahu sebenarnya apakah angka yang diinput di mesin kasir itu tepat atau tidak, kita juga tidak tahu karena dana kita langsung terambil. Kan bisa saja salah atau malah sengaja uang yang ditarik itu jauh lebih besar,” kata Nicholas di Bandung, Minggu (16/2/25).

    Olehnya, pria yang akrab disapa Niko tersebut mengungkapkan, dirinya lebih memilih untuk melakukan pemindaian pada kode QRIS dari toko tersebut meski waktu yang dibutuhkan lebih lama, karena menurutnya lebih aman.

    Ia juga mengungkapkan sistem ini masih ada kekurangan karena penggunaannya tergantung oleh kinerja dari tiap aplikasi bank atau dompet elektronik.

    “Jadi belum merata tiap aplikasi bank dan dompet digital sehingga butuh waktu lebih lama bahkan juga beberapa kali gagal karena gangguan,” ungkanya.

    Pengguna QRIS lainnya, Regi (37) mengungkapkan, QRIS saat ini belum tersosialisasi maksimal, karena masih banyak fitur-fitur yang belum diketahui, seperti sinpelnya bisa memindai dan dipindai.

    “Ini butuh sosialisasi lagi sih penggunaan fitur-fitur di dalamnya,” katanya.

    Menurut Regi, sosialisasi yang kurang maksimal juga membuat belum semua pedagang memiliki QRIS, sehingga membuat kesulitan untuk bertransaksi, terlebih ketika tidak adanya uang tunai.

    “Misal ketika ke warung, kita pengguna QRIS yang tidak membawa uang kes, harus mencari warung yang ada QRIS,” ungkapnya.

    Sementara itu, pihak Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat, hingga berita ditulis, belum merespon ketika dihubungi melalui pesan singkat untuk konfirmasi mengenai keamanan transaksi penghinaan QRIS yang jadi agenda utama mereka.

    Seperti diketahui, pemerintah, melalui Bank Indonesia (BI) menggalakan penggunaan kode batang QRIS sebagai alternatif cara pembayaran selain uang tunai atau yang lainnya dengan berbagai keunggulan, seperti mudah dan aman.

    Sistem pembayaran yang mulai disosialisasikan secara masif pada 2020 itu, kini dikabarkan telah berkembang pesat, terutama di Jawa Barat yang disebut memiliki total transaksi tertinggi se-Indonesia.

    Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat, Muhammad Nur, seperti dilansir dari Antara, selama 2024, transaksi QRIS di Jabar mencapai Rp134,42 triliun dengan volume transaksi sebesar 1,30 juta transaksi, dan posisi Desember 2024 jumlah merchant QRIS di Jabar lebih dari 7,77 juta. Hal tersebut diklaim berkat sosialisasi yang dilakukan selama ini. (P-Armin M)

     

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini