Washington, 12/3/21 (SOLUSSInews.com) – Ini sikap optimistis daru Presiden Joe Biden yang dengan berani menyatakan harapannya, pada peringatan Hari Kemerdekaan 4 Juli tahun ini, Amerika Serikat juga akan kembali merayakan kemerdekaan dari wabah Covid-19 kalau sebagian besar warganya sudah divaksinasi.
Dalam pidato Kamis (11/3/21) malam, yang menandai tepat satu tahun ketika Covid-19 dinyatakan sebagai pandemik global, Biden juga mengatakan, akan memerintahkan semua negara bagian untuk melakukan vaksinasi bagi semua warga dewasa mulai 1 Mei.
Saat ini, vaksinasi di Amerika masih memprioritaskan kaum Lansia.
Covid-19 telah menewaskan lebih dari setengah juta warga Amerika, lebih banyak dari korban tewas akibat Perang Dunia Pertama, Perang Dunia Kedua,dan Perang Vietnam sekaligus.
“Jika kita melakukan bersama-sama, pada 4 Juli nanti ada peluang bagi Anda bersama keluarga dan teman-teman untuk berkumpul di kebun belakang atau di lingkungan Anda berpesta barbeku dan merayakan Hari Kemerdekaan,” kata Biden dalam pidato dari Gedung Putih.
Sistem layanan kesehatan di AS cukup rumit, karena setiap negara bagian punya kewenangan sendiri untuk menerapkan kebijakan kesehatan masyarakat.
Pemerintah Federal bertanggung jawab untuk mendistribusikan vaksin ke semua negara bagian, tetapi distribusi selanjutnya ditentukan oleh masing-masing negara bagian.
Presiden Biden mengatakan, jumlah layanan vaksinasi akan ditingkatkan. “Dokter hewan dan dokter gigi akan diizinkan untuk menyuntikkan vaksin ke masyarakat”, ujarnya.
Layanan vaksinasi mobile akan dikerahkan ke wilayah-wilayah terpencil.
Biden sebelumnya menargetkan 100 juta warga Amerika sudah divaksin pada hari ke-100 ia menjabat. Namun, dalam pidatonya ia mengatakan, target itu akan tercapai pada hari ke-60.
Pidato itu disampaikan Biden setelah ia menandatangani paket stimulus untuk meredam dampak ekonomi wabah Covid-19 senilai US$1,9 triliun.
Meskipun perkembangan vaksinasi sangat bagus, Biden mengingatkan “pertempuran masih jauh dari selesai” dan meminta warga untuk tetap menjaga jarak, memakai masker, dan rajin mencuci tangan.
Biden juga menyindir pendahulunya, Donald Trump, dengan mengatakan, wabah ini awalnya “ditanggapi dengan sanggahan selama berhari-hari, berpekan-pekan, lalu berbulan-bulan, sehingga lebih banyak korban tewas, orang terinfeksi, dan orang-orang yang kesepian”.
Biden juga mengecam tindak kekerasan terhadap warga keturunan Asia yang menjadi kambing hitam atas wabah di Amerika. Demikian BBC.
Biden bagi-bagi cek
Dari New York dilaporkan, indeks-indeks acuan Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis (11/3/21). Indeks S&P 500 mengukir rekor baru seiring dengan ditandatanganinya Rancangan Undang-Undang Stimulus Covid-19 menjadi undang-undang.
Dow Jones Industrial Average naik 0,58 persen ke 32.485,59, S&P 500 naik 1,04 perse ke 3.939,34, Nasdaq naik 2,52 persen ke 13.398,67.
Sektor teknologi kembali menjadi incaran investor setelah kenaikan yield obligasi mulai melandai. Yield Treasury 10 tahun stagnan di 1,52 persen pada Kamis, setelah sempat menyentuh level tertingginya 1,6 persen pada hari Senin.
Saham Tesla naik 4,7 persen, sementara Apple, Facebook, Alphabet, dan Netflix masing-masing naik 3 persen lebih. Produsen cip komputer Nvidia dan AMD naik di atas 4 persen dan Xilinx melesat 6,2 persen.
Presiden AS Joe Biden menandatangani paket stimulus Covid-19 senilai US$1,9 triliun pada hari Kamis. Dengan demikian, mayoritas warga AS akan mendapatkan bantuan tunai US$1.400 (Rp20 juta) per individu. Stimulus juga mengalokasikan US$20 miliar untuk vaksinasi, US$350 untuk negara bagian dan pemerintahan lokal. Gedung Putih mengatakan, bantuan tunai akan ditransfer ke rekening bank mulai akhir pekan ini.
Sentimen stimulus telah mendorong sektor-sektor terkait pemulihan ekonomi, seperti energi. Sektor energi dalam S&P 500 sejauh ini sudah menguat 40 persen.
Dari sentimen data ekonomi, Kementerian Tenaga Kerja AS mengatakan, pengangguran bertambah 712.000 selama pekan lalu, di bawah estimasi survei Dow Jones sebesar 725.000. Demikian CNBC.com. (S-BBC/CNBC/BS/jr)