Tonton Youtube BP

14 anak India jadi buta akibat mainan ‘senjata karbida’

Jeffry Wuisan
24 Oct 2025 22:16
4 minutes reading

PRIORITAS, 24/10/25 (Bhopal): Sebanyak 14 anak di Madhya Pradesh, India, menjadi buta akibat bermain dengan ‘senjata karbida’ (karbid) untuk memeriahkan perayaan Diwali.

Menurut para orangtua dan dokter,  rata-rata anak-anak tersebut mengalami kebutaan mata karena terkena ledakan mainan senjata yang diisi bahan kimia padat Carbide. Demikian seperti dikutip Beritaprioritas.com dari NDTV, hari Jumat (24/10/25).

Mainan tersebut banyak dijual para pedagang di kios emperan dan sempat disenangi anak-anak, remaja maupun orang dewasa,  karena menimbulkan bunyi ledakan yang kuat menggelegar seperti bom.

Ironisnya, banyak anak-anak yang kegirangan tidak menyadari bahaya dari reaksi kimia ledakan karbida,  sehingga tanpa disadari melihat terlalu dekat di cerobong pipa senjata mainan tersebut.

Mata mereka umumnya mengalami cedera serius dan menjadi buta meskipun sudah mendapat perawatan di rumahsakit.

Bocah lelaki terbaring di rumahsakit Bhopal, India, akibat mata kanannya cedera serius akibat mainan senjata karbida.(ndtv)

Hanya dalam tiga hari, lebih dari 122 anak di seluruh Madhya Pradesh telah dirawat di rumah sakit, dengan cedera mata parah, sementara 14 orang kehilangan penglihatannya alias menjadi buta.

Di berbagai rumah sakit di Bhopal, Indore, Jabalpur, dan Gwalior, bangsal mata dipenuhi pasien muda yang terluka akibat senjata-senjata ini. Di Rumah Sakit Hamidia di Bhopal saja, 26 anak dirawat dalam 72 jam.

Mainan berbahaya

Setiap perayaan Diwali di India, menghadirkan tren baru dalam kembang api, mulai dari chakri, roket, hingga kembang api kecil, tetapi tren tahun ini justru berubah menjadi fatal.

‘Senjata karbida’ atau “senjata kembang api desi”, semlat digandrungi anak-anak dan disebut sebagai barang wajib terbaru Diwali. Tetap telah menjadi mimpi buruk bagi orang tua dan dokter.

Distrik yang paling parah terkena dampaknya adalah Vidisha, tempat pasar-pasar lokal secara terbuka menjual ‘senjata karbida’ mentah ini meskipun ada larangan pemerintah yang dikeluarkan pada tanggal 18 Oktober.

Mainan tersebut, dijual bebas dengan harganya antara Rs 150 hingga Rs 200.

Seorang anak gadis berusia tujuh belas tahun, Neha,  yang kini sedang memulihkan diri di Rumah Sakit Hamidia, berkata sambil menangis, “Kami membeli senapan karbida rakitan. Saat meledak, salah satu mata saya terbakar habis. Saya tidak bisa melihat apa-apa.”

Korban lainnya, Raj Vishwakarma, mengaku melihat di video di media sosial dan mencoba membuat senjata karbida di rumah. “Senjaa itu meledak di wajah saya… dan saya kehilangan penglihatan saya”, tuturnya.

Buta permanen

Para dokter memperingatkan orang tua dengan tegas senjata karbida itu bukan mainan, melainkan peledak rakitan.

Dokter di Rumah Sakit Hamidia, Dr. Manish Sharma, CMHO,  mengatakan mainan senjata karbida itu menyebabkan kerusakan langsung pada mata.

“Ledakannya melepaskan pecahan logam dan uap karbida yang membakar retina. Kami menangani beberapa kasus di mana pupil anak-anak pecah, yang menyebabkan kebutaan permanen”, jelasnya.

Beberapa pasien dirawat di ICU, dan banyak yang mungkin tidak akan pernah mendapatkan kembali penglihatan penuh.

Enam orang ditangkap

Kepolisian Vidisha telah menangkap enam orang karena menjual senjata-senjata karbida tersebut secara ilegal.

“Tindakan segera telah diambil. Mereka yang bertanggung jawab atas penjualan atau promosi senjata karbida ini akan menghadapi konsekuensi hukum”, kata inspektur RK Mishra.

Seorang pria dewasa di India memperagakan mainan senjata karbide yang menimbulkan bunyi ledakan, namun telah membuat puluhan anak mengalami kebutaan.(ndtv)

Anak-anak dilaporkan membeli atau membuat sendiri “senjata karbida” menggunakan pipa plastik atau timah.

Mereka mengisinya dengan bubuk mesiu, kepala korek api, ataupun kalsium karbida dan menyalakannya melalui lubang.

Ketika campuran tersebut terbakar, ia menghasilkan ledakan dahsyat yang mendorong serpihan dan gas terbakar, sering kali mengenai wajah dan mata secara langsung.

Polisi mengatakan senjata tersebut dijual sebagai “meriam mini” di pasar lokal dan kios pinggir jalan, tanpa peraturan keselamatan.

Akselerator sesungguhnya di balik tren berbahaya ini tampaknya adalah Instagram Reels dan YouTube Shorts.

Video yang diberi tagar “Firecracker Gun Challenge” telah menjadi viral, menampilkan para remaja menembakkan senjata api untuk mendapatkan like dan view.

Video itu banyak disukai para anak-anak. Mereka langsung mendesak orangtua untuk membeli mainan tersebut atau berusaha membuat sendiri. Tetapi akibatnya sangat fatal.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x