Ilustrasi menggunakan alat mandiri untuk mencegah pneumonia pada anak. (iStockphoto)PRIORITAS, 11/11/25 (Jakarta): Dokter spesialis anak lulusan Universitas Indonesia, dr. Kanya Ayu Sp.A, mengingatkan orang tua agar tidak menyepelekan pneumonia pada anak. Menurutnya, batuk pilek yang tampak ringan bisa berkembang menjadi gejala serius jika disertai tanda-tanda khas pneumonia.
“Banyak yang salah kaprah. Pneumonia itu gejala klinis gabungan dari demam, batuk, sesak, dan kekurangan oksigen. Jadi, empat hal ini harus ada dulu. Kalau anak tidak sesak dan tidak kekurangan oksigen, belum disebut pneumonia,” ujar Kanya dalam acara Media Session World Pneumonia Day 2025 di Jakarta, Senin (3/11/25).
Kanya menjelaskan, bakteri Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling umum pneumonia. Namun, infeksi juga bisa disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe B (Hib) dan berbagai virus lain.
Kondisi ini bisa menyerang siapa pun, terutama anak di bawah lima tahun karena sistem imun mereka belum matang, serta lansia yang daya tahan tubuhnya menurun.
Tanda kegawatan pneumonia biasanya tampak dari napas cepat yang tidak normal dan retraksi atau tarikan otot di bawah leher, sela iga, serta ulu hati. Selain itu, anak sering bernapas dengan cuping hidung yang kembang kempis—tanda kuat adanya sesak napas.
“Kadang karena sesaknya parah, kepala anak sampai ikut terantuk-antuk (head bobbing). Jangan tunggu semua gejala muncul, satu tanda saja sebaiknya langsung periksa,” tegas Kanya.
No Comments