PRIORITAS, 24/4/25 (Istanbul): Banyak warga Istanbul di Turki terpaksa tidur di luar ruangan termasuk di taman akibat gempa kuat 6,2 Skala Richter. Masyarakat semakin takut berada di dalam rumah, setelah adanya 184 gempa susulan lagi.
“Sebanyak 184 gempa bumi susulan berkekuatan 4 Skala Richter terjadi dalam sehari terakhir”, kata Badan penanggulangan bencana dan darurat Turki (AFAD), seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Asharq Al Awsat, hari Kamis (24/4/25).
Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter yang terjadi hari Rabu, berdampak besar pada kota berpenduduk 16 juta jiwa itu.
Banyak penduduk ketakutan dan khawatir akan ada gempa lain yang lebih dahsyat. Karena itu warga mencari perlindungan dengan tidur di luar rumah, seperti di taman dan ruang terbuka lainnya. Warga lainnya malah tidur di mobil yang diparkir di halaman atau ruang terbuka.
Meski tidak ada laporan kerusakan serius, tetapi gempa itu telah memicu kepanikan, sehingga menimbulkan banyak korban luka karena ingin menyelamatkan diri.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, gempa bumi tersebut memiliki kedalaman dangkal 10 kilometer dengan episentrum sekitar 40 kilometer barat daya Istanbul, di Laut Marmara. Gempa tersebut juga terasa di beberapa provinsi negara tetangga.
Sebanyak 236 orang dirawat karena cedera yang mereka alami, saat mencoba melompat dari gedung atau karena panik. Sebagian besar korban luka berada di ibukota Turki, Istanbul.
Dua patahan
Turki yang dilintasi dua patahan utama, sering terjadi gempa bumi. Umumnya warga Turki masih trauma dengan gempa bumi dahsyat yang melanda 11 provinsi selatan dan tenggara 6 Februari 2023 lalu.
Pada waktu itu gempa berkekuatan 7,8 skala Richter menewaskan lebih dari 53.000 jiwa dan menghancurkan ratusan ribu bangunan. Sebanyak 6.000 orang lainnya juga tewas di Suriah, negara tetangga Turki.
Menteri Lingkungan Hidup, Urbanisasi, dan Perubahan Iklim Murat Kurum, menyatakan pihak berwenang telah menerima 378 laporan kerusakan struktural di berbagai gedung.
Setidaknya penghuni di 12 gedung telah dievakuasi sebagai tindakan pencegahan. Hanya satu bangunan terbengkalai yang sudah lama ditinggalkan di distrik Fatih, yang runtuh.
Lembaga penelitian seismologi GFZ Jerman, mengatakan gempa bumi itu adalah yang terkuat di wilayah tersebut dalam lebih dari 25 tahun dan memperluas zona patahan ke arah Istanbul.
Lembaga itu mengatakan peristiwa tersebut bisa menyebabkan dua kemungkinan, yakni aktivitas seismik bisa menurun di kawasan itu, atau akan menyebabkan getaran lain yang lebih merusak.
“Kawasan di bawah Laut Marmara di selatan Istanbul, adalah satu-satunya wilayah di seluruh batas lempeng yang tidak menghasilkan gempa bumi kuat selama lebih dari 250 tahun. Karenanya terlambat untuk gempa bumi dengan kekuatan hingga 7,4,” kata pusat seismologi. (P-Jeffry W)