PRIORITAS, 22/8/25 (Jakarta): Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Muhidin M. Said, mengatakan sangat merespon rencana pemerintah menarik utang untuk menambal defisit. “Kalau pemerintah sekarang mau melakukan utang, saya optimis itu masih dalam batas yang normal. Kita masih punya ruang yang cukup luas untuk meningkatkan utang kita,” kata Muhidin Said di Jakarta, dilansir Beritaprioritas Jumat (22/8/25).
“Bahkan menurut saya pribadi, dengan negara-negara di sekitar ASEAN, kita adalah negara dengan rasio utang paling kecil, karena masih berkisar 39%,” lanjutnya.
“Rencana pemerintah menarik utang sebesar Rp781 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 masih berada dalam batas aman,” tegasnya.
Politisi senior Partai Golkar Dapil Sulawesi Tengah itu menjelaskan, meski defisit anggaran mencapai Rp638 triliun, posisi utang Indonesia masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan lembaga internasional.
“Menyangkut masalah utang itu, kita memang ada kriterianya. Utang kita dibolehkan oleh IMF maupun World Bank itu sampai 60% dari GDP kita. Kalau sekarang, kita masih berada di kisaran 39%. Jadi kita masih punya space yang cukup tinggi,”ujar Muhidin
Perbandingan rasio utang Indonesia terhadap PDB, lanjunya, justru lebih kecil dibandingkan sejumlah negara lain di kawasan Asia Tenggara. Hal ini menunjukkan ruang fiskal Indonesia masih relatif luas untuk menjaga keberlanjutan pembangunan.
Legislator Partai Golkar itu berharap, insentif fiskal tetap diberikan secara terarah dan terukur untuk mendukung aktivitas ekonomi strategis. “Pengelolaan fiskal yang sehat harus sejalan dengan efektivitas transformasi ekonomi sehingga dapat mewujudkan peningkatan kesejahteraan rakyat,” kata Muhidin. (P-Elkana Lengkong)
