Ilustrasi vertigo. (iStokcphoto)PRIORITAS, 9/8/25 (Jakarta): Vertigo menyerang siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, dengan sensasi berputar yang mengganggu keseimbangan tubuh.
Kondisi ini dipicu gangguan pada telinga bagian dalam atau sistem saraf pusat yang memicu mual, muntah, dan gangguan penglihatan.
Dokter mengidentifikasi vertigo melalui pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan tes penunjang, lalu menanganinya dengan terapi fisik, obat-obatan, atau pembedahan. Berikut ini adalah beberapa gejala vertigo yang perlu diwaspadai:
Penderita merasa dunia di sekitarnya bergerak, berputar, atau melayang tanpa henti. Kondisi ini dapat menyerang tiba-tiba tanpa peringatan.
Sensasi ini membuat penderita kehilangan kontrol tubuh. Banyak yang terpaksa menghentikan aktivitas karena takut terjatuh.
2. Mual dan muntah
Gangguan keseimbangan memicu reaksi tubuh berupa mual hebat hingga muntah berulang. Kondisi ini membuat penderita kelelahan.
Serangan mual sering memaksa penderita beristirahat total. Aktivitas makan pun terganggu karena tubuh sulit menerima asupan.
3. Sakit kepala
Tekanan di kepala kerap muncul bersamaan dengan vertigo. Rasa sakit ini menambah penderitaan pasien.
Intensitas sakit kepala bervariasi, mulai ringan hingga menusuk. Beberapa penderita bahkan kesulitan fokus melihat layar atau membaca.
4. Keringat berlebihan
Tubuh bereaksi dengan mengeluarkan keringat dingin saat vertigo menyerang. Gejala ini muncul akibat sistem saraf bekerja keras.
Keringat berlebihan dapat membasahi pakaian dalam hitungan menit. Kondisi ini sering membuat penderita merasa panik.
5. Pendengaran menurun
Vertigo yang disebabkan gangguan telinga dalam sering mengurangi kemampuan mendengar. Kondisi ini biasanya sementara.
Penurunan pendengaran membuat penderita sulit menangkap percakapan. Situasi ramai menjadi semakin membingungkan.
6. Telinga berdenging (tinnitus)
Bunyi berdenging mengiringi serangan vertigo, baik terus-menerus maupun hilang-timbul. Gejala ini cukup mengganggu konsentrasi.
Tinnitus sering membuat penderita sulit tidur nyenyak. Suara denging kadang terdengar semakin keras di ruangan sunyi.
7. Pergerakan mata tak terkendali (nistagmus)
Bola mata bergerak cepat tanpa disadari, tanda sistem keseimbangan terganggu. Gejala ini mudah terlihat oleh orang sekitar.
Nistagmus membuat penderita sulit membaca atau menatap objek tertentu. Aktivitas harian pun terganggu secara signifikan.
Dokter menanyakan durasi, frekuensi, dan pemicu vertigo. Riwayat kesehatan pasien menjadi acuan pemeriksaan lanjutan.
Informasi ini membantu dokter mengenali pola serangan. Pola tersebut menentukan kemungkinan penyebab vertigo yang mendasarinya.
2. Pemeriksaan fisik
Dokter memeriksa telinga, fungsi saraf, pergerakan mata, detak jantung, dan tekanan darah. Manuver Dix-Hallpike sering digunakan.
Pemeriksaan ini menentukan apakah vertigo berasal dari telinga bagian dalam atau gangguan otak.
3. Pemeriksaan penunjang
CT scan, MRI, MRA, atau tes darah membantu mendeteksi masalah serius seperti tumor atau stroke. Pemeriksaan ini dilakukan jika gejala vertigo tidak membaik atau justru memburuk.
Canalith repositioning maneuvers memindahkan partikel kalsium di telinga agar tidak mengganggu keseimbangan.
Vestibular rehabilitation therapy melatih tubuh beradaptasi dengan gangguan keseimbangan untuk mencegah kekambuhan.
2. Pengobatan dengan obat
Obat anti-mual dan penenang sistem vestibular meredakan gejala vertigo. Antibiotik atau steroid digunakan untuk infeksi.
Pada penyakit Meniere, obat diuretik mengurangi tekanan cairan di telinga bagian dalam.
3. Pembedahan
Operasi dilakukan jika vertigo disebabkan tumor atau kelainan struktural lain yang tidak membaik dengan terapi lain.
Prosedur ini menjadi pilihan terakhir setelah semua metode non-bedah tidak memberikan hasil optimal.
Aktivitas fisik teratur menjaga distribusi partikel kalsium di telinga. Latihan ringan seperti berjalan atau yoga membantu tubuh tetap seimbang.
2. Menjaga cairan tubuh
Konsumsi air cukup setiap hari mencegah dehidrasi yang memicu vertigo. Kekurangan cairan dapat memperburuk sirkulasi darah dan keseimbangan tubuh.
3. Merawat kesehatan telinga
Pemeriksaan telinga rutin mencegah penumpukan kotoran yang mengganggu pendengaran dan keseimbangan. Membersihkan telinga harus dilakukan hati-hati untuk menghindari cedera.
Bergerak perlahan saat bangun tidur atau mengubah posisi kepala dapat mengurangi risiko serangan. Kebiasaan ini membantu tubuh beradaptasi dan menghindari kehilangan keseimbangan.
2. Tingkatkan kesadaran tubuh
Cukup tidur, konsumsi gizi seimbang, dan meditasi menjaga sistem saraf tetap optimal. Tubuh yang bugar lebih tahan terhadap serangan vertigo mendadak.
3. Jaga kesehatan gigi
Masalah gigi dapat memengaruhi sistem saraf secara tidak langsung. Perawatan gigi rutin membantu mencegah faktor pemicu vertigo. (P-Khalied M)
No Comments