31.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

    Terekam di Observatorium Tondano, BMKG: Masyarakat tak perlu khawatir dengan fenomena badai magnet

    Terkait

    PRIORITAS, 13/7/24 (Jakarta): Akan ada fenomena badai magnet yang sedang melanda ​​​​​​bumi dalam sepekan terakhir, sebagaimana antara lain terekam oleh Observatorium Tondano.

    Namun, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan masyarakat Indonesia tak perlu khawatir dengan gangguan magnet akibat fenomena badai magnet tersebut.

    Memang diketahui, dampak dari badai magnet secara umumnya bisa menimbulkan gangguan jaringan televisi, komunikasi, sistem navigasi, dan gangguan operasi satelit seperti GPS.

    “Namun masyarakat tidak perlu khawatir, karena fenomena badai magnet bumi tersebut tidak berdampak apapun ke wilayah Indonesia,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu BMKG, Setyoajie Prayoedhie dalam keterangan di Jakarta, Jumat (12/7/24) malam.

    Dillindungi oleh sabuk magnetosfer

    Dia menyebutkan, hal demikian dikarenakan wilayah Indonesia berada di garis ekuator atau khatulistiwa sehingga akan dilindungi oleh sabuk magnetosfer yang kuat.

    Di samping itu, pihaknya juga mendapati status gangguan akibat badai magnet yang terdeteksi di Indonesia berskala kecil, dan dapat dibuktikan dari hasil pengamatan BMKG pada empat observatorium magnet bumi yang ada di Indonesia dalam medio 5 – 11 Juli 2024.

    Setyoajie menjelaskan, pada medio tersebut aktivitas magnet yang tertinggi terjadi pada tanggal 8 Juli 2024 dengan status badai magnet kecil terekam di Observatorium Tondano.

    Disebutkan, badai magnet atau geomagnetik dan umum disebut pula sebagai badai matahari merupakan gangguan sementara. Ini disebabkan oleh gelombang kejut angin matahari dan atau awan medan magnet yang berinteraksi dengan medan magnet bumi .

    Dikatakan, status badai magnet terekam di Observatorium Pengamatan Magnet Bumi di Tondano, Manado, dan Tuntungan, Medan (dua observatorium pengamatan magnet bumi di lintang utara), nilai indeks K maksimum K=6 dan nilai indeks A maksimum sebesar A=33.

    Sementara pada Observatorium Pengamatan Magnet Bumi di Serang, Banten, dan Kupang, Nusa Tenggara Timur (dua observatorium pengamatan magnet bumi di lintang selatan) nilai indeks K maksimum K=5 dan nilai indeks A maksimum sebesar A=23.

    Dengan kata lain analisa BMKG tersebut mengartikan fenomena badai magnet ini akan lebih berdampak ke negara-negara yang terletak di belahan bumi utara dan selatan. (P-ANT/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini