PRIORITAS, 15/11/24 (Washington): Perselisihan antar Cina dengan negara-negara Asia Tenggara atas Laut Cina Selatan telah berlangsung cukup lama. Presiden Indonesia, Prabowo Subianto menyampaikan dengan tegas akan selalu menjaga kedaulatan atas permasalahan ini.
Prabowo pun menambahkan kemitraan lebih baik daripada konflik dan Indonesia menghormati semua kekuatan. Hal ini disampaikan saat berada di Washington, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (13/11/24) waktu setempat, atau Kamis (14/11/24) kemarin
“Kami menghormati semua kekuatan, tetapi kami akan selalu menjaga kedaulatan kami. Namun, saya memilih untuk selalu mencari kemungkinan kemitraan,” ujar Prabowo, seperti dilansir dari Beritasatu.com
Tidak akui klaim Cina
Sebelum itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia menekankan tidak mengakui klaim Cina atas Laut Cina Selatan, walaupun telah menandatangani kesepakatan maritim dengan Beijing pada akhir pekan lalu. Hal ini terjadi karena Cina mengklaim hampir seluruhnya berdasarkan sembilan garis putus-putus pada peta yang memotong zona ekonomi eksklusif (ZEE) beberapa negara.
Permasalahan ini juga sudah menjadi pembahasan saat Prabowo bertemu Presiden AS, Joe Biden di Gedung Putih, Selasa (12/11/24) waktu setempat, atau Rabu (13/11/24) WIB.
Diketahui, sebelum berkunjung ke AS, Prabowo lebih dulu bertemu dengan Presiden Cina, Xi Jinping di Beijing pada akhir pekan dengan menyepakati pembangunan maritim yang ditandatangani oleh Cina dan Indonesia bahwa telah mencapai kesepahaman bersama tentang pembangunan bersama di area-area yang saling klaim.
Kalimat itu memicu kekhawatiran bagi Indonesia dan para analis mengatakan hal ini dapat ditafsirkan sebagai perubahan dalam pendirian lama Jakarta sebagai negara non-penggugat di Laut Cina Selatan dan berisiko mengorbankan hak kedaulatan Indonesia untuk mengeksploitasi sumber daya di ZEE-nya. (P-Hosana) — Foto: ilustrasi istimewa
