PRIORITAS, 19/8/25 (Buner): Jumlah korban tewas akibat banjir bandang yang menyapu propinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan naik mencapai 675 orang dan 1000 orang terluka.
Jumlah korban tewas diperkirakan masih akan bertambah, karena lebih 200 orang masih dinyatakan hilang.
Mereka diduga masih tertimbun material lumpur atau puing-puing bangunan di sejumlah distrik atau kota di propinsi Khyber Pakhtunkhwa (KP) itu. Demikian seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Pakistan Today, hari Selasa (19/8/25).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pakistan (NDMA), Jenderal Inam Haider, mengatakan para korban lain yang diduga masih terkubur lumpur dan material sedang dicari para petugas tanggap bencana.
Ia menyebut bencana alam banjir dan tanah longsor itu menyapu hampir di seluruh negeri Pakistan sejak hari Jumat pekan lalu.
Data pada hari Senin pagi 18 Agustus, jumlah korban tewas mencapai 657 sementara 929 orang terluka. Kemudian bertambah lagi menjadi 670 pada siang. Pada Selasa pagi, 19 Agustus 2025, para petugas bencana di sejumlah tempat menemukan lagi sejumlah korban tewas yang tertimbun, sehingga menjadi 675 orang tewas.

Buner paling parah
Distrik Buner adalah wilayah yang paling parah tersapu banjir bandang, dengan jumlah korban tewas 365 orang.
Menurut statistik resmi yang dirilis, Â korban tewas yang sudah teridentifikasi terdiri 171 anak-anak, 94 perempuan, dan 392 laki-laki.
Jumlah korban tertinggi dilaporkan dari propinsi Khyber Pakhtunkhwa, di mana 390 orang telah tewas sejauh ini, sementara ratusan lainnya luka-luka atau hilang.
Di Punjab, 164 orang tewas dalam insiden terkait hujan, dengan anak-anak menempati proporsi terbesar (70 orang).
Di Sindh, 28 kematian tercatat, sementara Balochistan melaporkan 20 kematian. 32 orang tewas di Gilgit-Baltistan, dan 15 orang di Azad Jammu dan Kashmir, termasuk lima anak-anak dan jumlah perempuan yang sama.

Ancaman banjir susulan
Hujan lebat diperkirakan turun seiring bertambahnya jumlah korban tewas.
Dalam rapat Kementrian terkait dengan tim darurat bencana nasional Pakistan, diberitahukan musim hujan akan berlanjut hingga minggu kedua bulan September.
Enam periode hujan besar telah berlalu dan dua periode lagi diperkirakan akan terjadi, dengan dampak yang berlangsung hingga minggu terakhir bulan September.
Ketua NDMA Letnan Jenderal Inam Haider memperingatkan kepada seluruh masyarakat Pakistan, terutama yang bermukim di daerah lembah atau di bawah perbukitan untuk waspada, karena akan terjadinya lebih banyak hujan deras di wilayah utara Pakistan.
Ia memperingatkan dua musim hujan lagi diperkirakan berisiko terjadi banjir susulan bagi wilayah Gilgit-Baltistan (GB) serta Azad Jammu dan Kashmir (AJK).
Menurut peringatan, sistem cuaca aktif saat ini sedang terjadi di Pakistan, yang dapat menyebabkan hujan lebat lebih lanjut. Di Islamabad, badai petir dan hujan lebat diperkirakan akan terjadi secara berkala.
Haider menyebutkan mencairnya gletser menimbulkan ancaman bagi Gilgit-Baltistan dan Kashmir, dan Islamabad serta Rawalpindi juga dapat terkena dampaknya.
Bantuan penuh
Para insinyur Angkatan Darat dan puluhan truk bantuan telah dikirim ke distrik Buner di propinsi Khyber Pakhtunkhwa dan daerah terdampak lainnya
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menjanjikan dukungan penuh pemerintah federal bagi masyarakat yang dilanda banjir di Khyber Pakhtunkhwa, dengan mengumumkan sumbangan gaji satu bulan dari kabinet federal untuk membantu upaya bantuan.
Ia memimpin rapat guna meninjau upaya bantuan di wilayah terdampak banjir di Khyber Pakhtunkhwa, Gilgit Baltistan, dan Azad Jammu dan Kashmir.
“Pada masa bencana ini, tidak ada pemerintah federal atau provinsi. Kita harus memastikan bantuan dan rehabilitasi bagi masyarakat terdampak,” ujar Perdana Menteri.
Menurut dia, membantu saudara-saudari di Pakistan yang sedang tertimpa musibah adalah tanggung jawab nasional. Jadi, bukan saatnya untuk berpolitik, melainkan untuk mengabdi dan menyembuhkan luka rakyat.
Menteri Urusan Kashmir dan Gilgit-Baltistan akan mengawasi operasi bantuan dan rehabilitasi di daerah yang terkena dampak, sementara menteri federal terkait akan secara pribadi memantau pemulihan listrik, air, jalan, dan fasilitas lainnya.

Pesan belasungkawa
Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Leo XIV, Â setelah berdoa Angelus di Castel Gandolfo, menyampaikan belasungkawa atas bencana alam yang meminta korban jiwa di Pakistan.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres juga menyatakan kesedihan mendalam atas hilangnya nyawa di Pakistan dan India akibat bencana alam.
Pakistan masih sangat rentan terhadap bencana terkait iklim. Pada tahun 2022, banjir dahsyat akibat perubahan iklim menewaskan hampir 1.700 orang dan menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Perdana Menteri menginstruksikan Otoritas Jalan Raya Nasional (NHA), untuk tidak membedakan antara jalan raya provinsi dan nasional sehingga memperlancar rute bantuan yang menjadi prioritas utama.
Ia juga memerintahkan Kementerian Perhubungan, NHA, dan FWO untuk segera memastikan perbaikan jalan raya dan jembatan di wilayah yang mengalami bencana.
Perkiraan awal, kerusakan properti publik dan pribadi melebihi sekitar Rs 126 juta (sekitar Rp.23,4 miliar).
Letjen Inam Haider mengatakan pemerintah dengan bantuan Angkatan Darat Pakistan dan lembaga-lembaga lainnya, memprioritaskan upaya menyelamatkan warga.
Pemerintah juga akan merelokasi para korban yang selamat ke kamp-kamp pengungsian. Sesuai arahan Perdana Menteri, lebih dari 400 kamp pengungsian telah didirikan.(P-Jeffry W)