32 C
Jakarta
Tuesday, March 11, 2025

    Simak episode kehidupan Theo Sambuaga: Aktivis, Organisatoris, Politisi, Pebisnis tangguh

    Terkait

    PRIORITAS, 23/6/24 (Jakarta): Nama lengkapnya Dr Drs Theo Leo Sambuaga, MIPP. Theo dan Leo ialah nama pemberian ayah bundanya, Jimmy Henry Sambuaga (seorang birokrat) dan Willemien Gontha.

    Lahir pada 6 Juni 1949 di Manado, TLS, demikian nama singkatannya yang akrab di kalangsn sahabat, kemudian mendapat gelar doktorandus (Drs) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), pada 1978. Lalu, ketika menempuh studi S-2 di School of Advanced International  Studies (SAIS), John Hopkins University, Washington, Amerika Serikat, 1989-1990, TLS meraih gelar Master of International Public Policy (MIPP). Dan akhirnya meraih gelar Doktor Ilmu Pertahanan dalam Sidang Promosi Terbuka Universitas Pertahanan (Unhan), 21 Desember 2023, dengan disertasi “Strategi Indonesia Dalam Menegakkan Hak Berdaulat di Zona Ekonomi Ekslusif di Laut Natuna Utara dalam rangka Impkementasi Mandala Pertahanan Negara”.

    TLS bikin kejutan

    Jelang ulang tahun ke-75, TLS menulis otobtiografinya dengan editor Ferry Rende dan Jeffrey Rawis, kemudian diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK). Tak berhenti di situ, TLS merancang peluncuran otobiografinya tersebut, dengan mengundang 300an tokoh nasional, seluruh karib dan seniornya.

    Atas kesepakatan dengan pihak PBK –TLS yang berulang tahun pada 6 Juni (sama persis dengan Bung Karno)–, dilaksanakanlah peluncuran buku otobiograginya setebal 340 halaman pada 22 Juni 2024, yang dirangkai dengan syukur HUT ke-75.

    Mengejutkan memang. Sebab, terjadilah reunian ratusan tokoh nasional di Grand Ballroom Mulia Hotel Senayan Jakarta, Sabtu siang (22/6/24) kemarin.

    “Reunian ini lintas partai, lintas generasi dan lintas idelogi politik,” komentar Rosiana Silalahi, Pemimpin Redaksi Kompas TV.

    Rosi -demikian presenter televisi perempuan Indonesia ini suka disapa-, menilai, Theo bikin surprise (kejutan).

    Kenapa surprise? Karena semua tokoh penting dalam sejarah Indonesia berhasil dikumpulkan dalam satu pertemuan akbar.

    “Padahal ini kan sepertinya acara peringatan ulang tahun sebagaimana biasanya,” ujar Rosi yang hari itu didaulat menjadi moderator Panel Diskusi tanpa judul.

    Topiknya ya membahas “Siapa Theo Sambuaga”. Kendati ada empat panelis, Rosi justru kemudianturun ke lantai tamu. Perempuan berpengaruh ini menyapa beberapa tokoh dengan khas Rosi. Ceplas-ceplos.

    Rosi menemui dan mewawancarai Wapres ke-6 Tri Sutrisno, Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kala, dua mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar (Aburizal Bakrie den Akbar Tanjung), Guntur Sukarnoputra (putra Proklamator RI, Bung Karno), Ginanjar Kartasasmita dan Jenderal (Purn) Wiranto, serta sosok senior mantsn Spri Presiden Soekarno, Sidarto Danusubroto.

    Yang menarik perhatian dan dapat aplaus hadirin ialah ketika Rosi menyapa Tokoh Sentral Peristiwa Malari atau 15 Januari 1974 yaitu dokter Hariman Siregar.

    Hariman yang pada 1974 merupakan Ketua Umum Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia (DM-UI) didaulat Rosi.

    “Kenapa abang marah sama Theo. Anda menulis itu dalam testimoni di buku otobiografi Theo: Pemikir Pejuang – Pejuang Pemikir. Berkarya Bagi Bangsa”, sergah Rosi

    Hariman menepis Rosi, “Saya tidak marah sama Theo. Kami kesal saja kenapa dia masuk Golkar. Tapi itu pilihan Theo. Tapi dia itu konsisten dengan koreksi terhadap ketidakadilan di negeri ini,” kata Hariman Siregar mengkritisi dan memuji Theo lalu disambut riuh hadirin.

    TLS dijebloskan di rumah tahanan

    Pasca peristiwa Malari, Theo yang merupakan Wakil Ketua Umum DM-UI 1973-1974 den Hariman bersama puluhan aktivis mahasiswa 1970an ditangkap aparat negara lalu dijebloskan ke Rumah Tahanan Militer (RTM) Budi Utomo, i Jakarta.

    Selain Theo dan Hariman ada pula Gurmilang Kartasasmita, Judilhery Justam dari UI, John Pangemanan dari Sekolah Timggi Olahraga (STO), Jesse Monintja, Remmy Leimena dan lainnya.

    Ketika di RTM Budi Utomo Jakarta Pusat, Theo bertemu tahaan politik lainnya seperti Dr Dorojatun Kuntjorojakti, dokter Marsilam Simanjuntak, Adnan Buyung Nasution, Yap Thiam Hien, Rahman Tolleng dan sebagainya.

    Theo menguraikan peristiwa Malari secara detil dalam bukunya. Buku Theo tersebut mendapat sentuhan Tim Editor Ferry BM Rende dan Dr Jeffrey M. Rawis, SE, MA. Kedua jurnalis ini sudah pernah menulis beberapa buku menarik.

    Dalam sesi ucapan terimakasih, Theo menyapa satu deni satu koleganya yang terundang dan hadir.

    Ada teman lama sejak SMP dan SMA Negeri 1 Manado seperti dokter Daniel Masengi.

    Juga rekan seperjuangan sewaktu Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Minahasa Djakarta (IPPMMD) seperti Max Wilar, Willy Rawung, Boy Saul den Berny Tamara. Juga sejumlah yuniornya seperti Tedy Matheos, Roy Massie dan Alex Masengie.

    Thei juga menyapa dengan santun tokoh seperjuangan semasa di DM-UI, aktivis Malari, Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) serta rekan kuliah Strata Tiga di Universitas Pertahanan Indonesia (Unhsn)

    Jelang 75 tahun, Theo yang masih aktif main Tenis Lapangan, sempat kuliah dan berhasil memperoleh gelar doktor dengan nilai cumlaude.

    Heran dan kagum dengan TLS

    Prof Dr Purnomo Yusgiantoro, dosen Unhan yang bertindak sebagai salah satu panelis dalam iven ini bersaksi: “Saya heran sekaligus kagum dengan keberanian Theo. Dia memilih metode kualitatif saat dia bikin disertasi S3 di Unhan. Metode ini banyak dihindari peneliti.”

    Obyek penelitian Theo juga menarik dan menjadi isu yang cukup ramai, yaitu Kedaulatan Negara di Laut Natuna Selatan. Pantas jika Theo mendapatkan penilaian cumlaude.

    “Rupanya pengalaman Theo yang pernah Ketua Komisi 1 DPR RI menjadi modal utama beliau,” ungkap Purnomo, eks Menhan dan eks Mentamben RI.

    Untuk rekan seperjuangan di legislatif, eksekutif apalagi para tokoh Partai Golkar, Theo memberikan apresiasi yang tinggi.

    Utamanya kepada Dr Airlangga Hartarto (AH), Menteri Koordinator Perekonomian RI sekaligus Ketua Umum Partai Golkar (PG).

    TLS eksis di berbagai samudera

    Satu hal lagi yang mendapat perbincangan audiens, sebagaimana juga diulas lengkap dalam bukunya, TLS tergolong sosok yang tangguh aneka gelombang di berbagai samudera kehidupan.

    Berawal dari aktivis di GSNI, GMNI, DM-UI, KNPI hingga AMPI dengan ‘selingan’ masuk tahanan rezim Orde Baru, TLS mampu menyelesaikan berbagai jrnjang studi tertinggi (S1, S2 hingga S3).

    TLS pun terbilang sosok sukses dalam kancsh legislatif ketika berkiprah di DPR RI dan MPR RI selama 20-an tahun, dengan mendapatkan kehormatan menduduki berbagai jabatan: di antaranya Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP), Ketua Komisi I DPR RI, Ketua Fraksi Karya Pembangunan (FKP) dan seterusnya, hingga pimpinan Panitia Ad-Hoc (PAH) MPR RI.

    Di berbagai forum internasional TLS eksis dalam beragam institusi, yang puncaknya menjadi Presiden Komisi Politik dan Perlucutan Senjata Uni Parlemen se-Dunia (‘Inter Parliamentary Union’/IPU).

    Di antara kiprahnya itu, TLS sempat mendapat dua jabatan menteri berturut: Menteri Tenaga Kerja (Menaker) di era Presiden Soeharto, dan Menteri Perumahan dan Pemukiman (Menperkim) saat periode Presiden BJ Habibie.

    Pasca-legislatif, TLS yang memiliki jaringsn luas nasional bahkan internasionsl dinyana mendapat tawaran bergabung dengan di sektor bisnis dan korporasi. Salah satu grup bisnis raksasa RI, yakni Lippo Group mengajaknya masuk, dan bahkan hingga mendapat posisi Presiden Group.

    Satu hal juga jadi atensinya, ialah ikut mendukung beragam organisasi kemasyarakatan dan kebudayaan serta olahraga. Semisal Gerakan Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP), Yayasan Pengembangan Kebudayaan Minahasa (YPKM), Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) hingga Barisan Veteran Tenis Indonesia (Baveti), dan lain lain.

    Itulah secuil cuplikan dari buiu otobiografi TLS, yang dikemas dalam langgam bahasa sederhana sehingga menarik untuk disimak.

    AH berguru ke TLS

    Dalam sambutannya, AH bersaksi bahwa dia banyak belajar dan berguru kepada Theo. Theo yang kalem, cermat, teliti dan selalu berpikir keras sebelum memutuskan sesuatu merupakan tokoh yang berjasa besar bagi perjuangan serta kebesaran PG.

    Banyak tokoh sependapat dengan AH. Mereka bilang Theo orang Sulawesi, orang Manado yang terkenal cepat bertindak, tetapi berbeda dengan Theo.

    Eks Ketum PG Aburizal Bakrie serta Wapres dua kali Jusuf Kalla punya pandangan serupa.

    Pertemuan ini diwarnai reuni, candaan serta gurauan politik kelas atas oleh banyak tokoh.

    Tokoh beragam partai dan paham idelogi berbeda datang sejak pagi di Mulia Hotel. Termasuk Ketua Umum DPN Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga Menteri Perdagangan RI, Dr Zulkifli Hasan, Ambasador Dr Aulia Rachman yang juga eks Ketum DPP KNPI.

    Banyak tokoh perempuan nasional juga hadir. Mereka kebetulan berteman dengan Ibu Erna Sukardi, istri Theo.

    Tak ketinggalan sejumlah tokoh Kawanua hadir antara lain Letjen TNI Purn EE Mangindaan, mantan anggota DPR/MPR (Markus Wauran dan Ali Hardi Kiaydemak), eks Pj Gubernur Sulawesi Utara dan Walikota Manado Ir Lucky Harry Korah, MSi, Irjenpol Purn Dr Ronny Sompie, Ketua Umum KKK Angelica Tengker serta Anggota DPD RI Dr Maya Rumantir bersama suami Takala Hutasoit dan pimpinan Kerukunan Alumni Gerakan Siswa Kristen Indonesia (KAGSKI), Temmy Warouw.

    Rekan seangkatan di FIS/FISIP UI tahun 1970an banyak sekali yang datang dan bercengkrama dengan Theo.

    Sejumlah dedengkot GMNI juga tampak seperti Palar Batubara (mantan Ketum Persatuan Alumni/PA GMNI), Dr Soni Sumarsono, MDM (eks Pj Gubernur Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan serta Plt Gubernur DKI Jakarta) hingga Dr Andreas Parrira serta Ugiek Kurniadi.

    Sejawat dua putra Theo, yakni Wakil Menteri Perdagangan Dr Jerry Sambuaga dan pebisnis internasional Eddy Sambuaga serta sanak keluarga Theo ikut menyqemarakkan iven menarik tersebut.

    Acara ditandai pula penyerahan buku secara simbolik oleh Theo kepada pada Airlangga Hartarto, serta tak lupa foto bersama secara giliran, tak ketinggalan aksi door-stop para jurnalis dari berbagai media nasional. Mereka mewawancarai AH, TLS juga Jerry Sambuaga. (P-fr/jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini