PRIORIAS, 1/10/24 (Jakarta): Southeast Asia Business Events Forum (SEABEF) in Conjunction with Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) 2024 sebagai event konferensi dan pameran tahunan terbesar di Indonesia siap digelar di Swissôtel Jakarta Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta pada 2 – 4 Oktober 2024.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” yang berlangsung secara hybrid, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (30/9/24) menjelaskan SEABEF in Conjunction with WITF 2024 diinisiasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) dan didukung penuh oleh Kemenparekraf/Baparekraf.
SEABEF akan membahas isu-isu utama pengembangan MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) di kawasan ASEAN dan Indonesia khususnya. Sementara, WITF akan menjadi pameran B2B antara seller Indonesia dengan potensial buyer dari luar negeri.
“Ini (SEABEF) berbicara respons terhadap isu global. Dan kemudian ada harapan ke depan menjadi yang lebih besar, bagian dari ASEAN Tourism Forum. Karena itu adalah event tahunan bergengsi dan high level yang datang bahkan Menteri,” ujar Nia Niscaya.
Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf/Baparekraf, Firnandi Gufron menjelaskan dalam penyelenggaraan SEABEF yang kedua kali ini, dibarengi dengan Wonderful Indonesia Tourism Fair, setelah sebelumnya SEABEF digelar bersama dengan ASEAN Tourism Forum 2023 di D.I. Yogyakarta.
“Untuk SEABEF kali ini diselenggarakan pada 2 sampai 3 Oktober 2024 dan WITS-nya dari tanggal 2 sampai dengan 4 Oktober 2024,” ujar Nandi.
Nandi menjelaskan, tema yang diangkat pada SEABEF 2024 adalah “The Transformative Impact of Sustainability on The Business Event Industry”. Dengan tujuan yang ingin selaras dengan isu global BGCE (Blue, Green, Circular Economy) dan sustainability.
Sehingga topik utama yang akan dibahas dalam SEABEF di antaranya transformasi teknologi, sustainability, dan human resources development. Nandi berharap SEABEF bisa masuk ke dalam agenda utama ATF (ASEAN Tourism Forum) di tahun depan (2025).
“Dan jangka waktu yang paling dekat kita berharap WITF bisa selevel dengan ITB Asia. Kita ingin membangun ekosistem MICE yang sangat pro untuk industri dalam negeri. Jadi kita berharap semua potensi yang ada ini kita bisa maksimalkan untuk Indonesia agar menjadi destinasi MICE dunia,” ujar Nandi.
Bendahara Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Pauline Suharno, menambahkan inisiasi ajang WITS berawal dari keinginan agar Indonesia memiliki trade show skala internasional, sehingga para sellers tidak hanya tampil dan mengikuti pameran di luar negeri, tetapi juga aktif di dalam negeri.
Akan ada sebanyak 195 buyer dari 38 negara yang berpartisipasi dalam WITF 2024. Terdiri dari Asia Tenggara, India, Tiongkok, Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan Afrika.
“Sementara untuk seller ada sebanyak 150 dari seluruh Indonesia. Terdiri dari travel agent, tour operator, hotel, taman rekreasi, wellness provider, dan perusahaan transportasi. Jadi all stakeholders di dunia pariwisata yang tergabung di bawah GIPI menjadi seller,” ujar Pauline. (P-bwl)