Tonton Youtube BP

‘Sea Eagle Boat Race’: Semangat Melayu yang tak pernah surut di laut Batam

Wilson Lumi
4 Nov 2025 08:18
2 minutes reading

PRIORITAS, 4/11/25 (Batam): “Adat dijunjung, lembaga disanjung, pusaka sama dijaga. Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah.” Petuah Melayu ini seolah menjadi roh dari kemegahan Sea Eagle Boat Race dan Pesta Seni Melayu, ajang bahari yang pernah menggetarkan Batam dan memperkenalkan marwah Melayu ke mata dunia.

Namun di balik sorak penonton dan kemilau layar perahu, tersimpan kisah perjuangan orang-orang yang bekerja dalam diam. Mereka bukan sekadar panitia, tetapi penjaga warisan budaya yang menyalakan api kebersamaan masyarakat pesisir.

Ini adalah panggung kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif Batam, khususnya di jantung hinterland.

“Kami ingin menghidupkan kembali semangat maritim yang menjadi ciri khas Batam. Lebih dari sekadar olahraga air, Sea Eagle Boat Race adalah simbol kebersamaan dan kebanggaan masyarakat terhadap potensi maritim yang kaya,” kata Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, dalam keterangannya.

Amsakar juga berharap ajang ini menjadi wadah pembinaan atlet lokal yang siap mengharumkan nama Batam di kancah nasional dan internasional.

Tokoh masyarakat Melayu Raja Mardai mengenang, banyak nama besar yang berjasa di balik kejayaan itu — mulai dari Oka Fauzi Jamil yang menjaga keaslian adat, hingga Buralimar, motor penggerak dari sektor pariwisata yang menyatukan budaya dan promosi daerah.

Tak kalah penting, tokoh seni seperti Manan Sasmita dan Gustur Sakti menghadirkan nuansa Melayu lewat musik, tari, dan teater rakyat. Mereka dibantu oleh tokoh masyarakat seperti Raja Zahar Jordan, Raja Gani, dan Raja Abu Bakar Raz, yang menggerakkan masyarakat untuk turut berpartisipasi.

Para perempuan pun memberi warna tersendiri. Samsinar (Kak Unai) dikenal dengan pantunnya yang menggugah, sementara Ella Harman menjaga nilai adat dalam setiap kegiatan budaya.

“Dulu, setiap lomba bukan hanya tentang kecepatan perahu, tapi tentang kekeluargaan dan jati diri Melayu,” ujar Raja Mardai.

Di belakang layar, peran para pejabat dan tokoh akar rumput juga menentukan keberhasilan acara. Mereka memastikan logistik, keamanan, hingga kemeriahan berjalan sempurna. Semua bergerak dalam satu tujuan: menjaga kebanggaan bersama.

Kini, meski gema Sea Eagle Boat Race mulai meredup, semangat itu belum padam. Para tokoh budaya berharap generasi muda kembali menyalakan api kebersamaan dan cinta pada akar budaya.

“Sea Eagle Boat Race bukan sekadar lomba. Ia simbol persatuan, kebanggaan, dan identitas kita,” pesan Buralimar.

Karena seperti ombak yang tak pernah berhenti berdebur, selama budaya dijaga—Melayu akan selalu ada.(P-Jeff K)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x