Ruas jalan menuju Desa Seko Kecamatan Seko Luwu Utara, Sulsel, rusak parah dan memprihatinkan. Akibat kondisi tersebut, warga gunakan jasa ojek motor yang menjadi satu-satunya transportasi darat angkut barang ke desa Seko dengan biaya tinggi. (Ist.)PRIORITAS, 11/11/25 (Luwu Utara, Sulsel): Dihimpun dari berbagai media sosial, warga Desa Seko, sebuah desa di pedalaman Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, mengeluhkan kondisi jalan yang sangat parah. Tidak ada satu pun ruas jalan permanen sepanjang sekitar 125 kilometer itu yang dibangun untuk menghubungkan desa ini dengan pusat kabupaten dan provinsi.
Wilayah yang berada di dataran tinggi ini dikenal sebagai salah satu daerah terpencil yang sulit dijangkau. Berdasarkan unggahan akun media sosial abimanyumedia, perjalanan menuju Seko harus melewati jalur pegunungan dengan kondisi jalan yang rusak parah dan sangat memprihatinkan.
Dalam video yang beredar, terlihat ratusan warga menggunakan sepeda motor bermuatan berat berjuang menembus jalan berlumpur dan terjal sehingga menyulitkan masyarakat Seko membawa kebutuhan pokok maupun hasil bumi.
Unggahan tersebut menyinggung pembangunan infrastruktur jalan. Dalam unggahan, situasi tersebut menjadi pengingat bagi pemerintah daerah agar memperhatikan pemerataan pembangunan di wilayah terpencil seperti Seko, demi meningkatkan kesejahteraan dan aksesibilitas masyarakat setempat.
Mengutip catatan dari Warta Polri Senin (15/8/2025) lalu, disebutkan, kondisi jalan di Desa Seko hingga saat itu, tidak ada satu pun ruas jalan permanen yang menghubungkan desa ini dengan pusat kabupaten, apalagi provinsi.
Di musim kemarau, warga masih bisa memaksa melintasi jalanan berlumpur dengan kendaraan roda dua. Namun saat musim hujan tiba, semua akses seakan terputus.
Jalan yang berupa tanah merah berubah menjadi kubangan lumpur yang dalam. Bahkan, ojek yang biasa mengantar barang ke kampung ini pun terpaksa tidur di jalan karena kendaraan mereka tak bisa berjalan lebih jauh.
Akses utama menuju Kampung Seko hanya bisa ditempuh dengan motor trail melewati jalur ekstrem sejauh sekitar 125 kilometer dari pusat Kabupaten Luwu Utara.
Celakanya, selain becek dan berlumpur, jalanan juga berlubang-lubang bagaikan kubangan kerbau. Itu membuat masyarakat membangun jalan alternatif dengan menggunakan kayu dan bambu. Apalagi medannya harus melalui sebagian hutan belantara dan bergunung-gunung.
Menurut penelusuran Beritaprioritas, diketahui, terdapat 10 desa di Kecamatan Seko tersebut. Namun sudah gonta ganti kepala daerah, tapi belum juga mendapat perhatian perbaikan dan peningkatan ruas jalan.
Tidak terlihat adanya jalan aspal. Tidak ada jembatan layak. Bahkan, tidak ada tanda-tanda perencanaan pembangunan jalan sama sekali oleh pihak pemerintah setempat.
Jika pun ada proyek-proyek infrastruktur dari pusat maupun daerah, itu hanya menyentuh wilayah-wilayah strategis dan padat penduduk. Wilayah terpencil seperti Seko mungkim dianggap secara ekonomis dan politik tidak menguntungkan sehingga bisa saja diabaikan.
Padahal Kecamatan Seko adalah salah satu wilayah yang kaya dengan sumber daya alam, termasuk hutan, air, dan tambang. Namun kekayaan itu seakan tidak memberi dampak bagi warga. Sebaliknya, warga setempat harus menanggung penderitaan karena infrastruktur dasar pun tak mereka nikmati.
Sayangnya setiap keluhan warga Seko terkait infrastruktur jalan kondisi parah memprihatinkan sebagai salah satu nadi ekonomi masyarakat sepertinya terabaikan terkait kondisi jalan ke Kampung Seko.
Beberapa tokoh masyarakat bahkan menyebut bahwa mereka sudah berkali-kali menyampaikan aspirasi melalui musrenbang dan surat resmi, namun tak pernah mendapat tanggapan.
Perhatian politisi
Kondisi infrastruktur jalan di salah satu wilayah di Sulawesi Selatan yang sampai saat ini masih sangat parah itu, mendapat perhatian anggota DPR RI sekaligus Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar), H. Muhidin Said.
Politisi yang juga Korwil Partai Golkar Sulawesi ini merasa prihati mengetahui ruas jalan Sabbang-Seko di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, sepanjang kurang lebih 125 kilometer yang kondisinya sangat memprihatinkan karena rusak para.
Ia mengatakan, karena sudah menjadi jalan umum, untuk perbaikannya sudah saatnya jadi perhatian Pemerintah Pusat, dan tentu saja Pemerinth Daerah, baik kabupaten maupun provinsi.
“Karena ruas jalan itu sudah menjadi jalan umum maka tanggung jawab perbaikannya tentu Pemda setempat dan juga Pemerintah Pusat,” kata Muhidin Said kepada Beritaprioritas lewat pesan WhatsApp Selasa (11/11/25). (P-Elkana Lengkong)
No Comments