PRIORITAS, 29/4/25 (ADEN): Serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap markas pemberontak Houthi di Yaman, diduga salah sasaran. Sebuah roket justru mengenai bangunan tempat imigran Afrika ditahan. Akibatnya 68 orang imigran tewas.
Televisi yang dikendalikan Houthi, Al Masirah, hari Selasa (29/4/25) menyiarkan mayat-mayat yang tertutup debu dan puing-puing berserakan di reruntuhan pusat penahanan bagi imigran Afrika di Saada, Yaman.
“Sebanyak 68 orang tewas. Serangan ini adalah salah satu yang paling mematikan sejauh ini, dalam enam minggu serangan udara AS yang intensif terhadap Houthi”, lapor Al Masirah, seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Selasa (29/4/25).
Saat terjadi pemboman, pusat penahanan imigran tersebut, sedang menahan lebih dari 100 orang Afrika tanpa dokumen.
Al Masirah mengatakan, Saada adalah rute yang digunakan para migran Afrika, melintasi Yaman untuk mencapai Arab Saudi.
Petugas penyelamat membawa seorang pria yang bergerak sedikit di atas tandu. Seorang korban selamat terdengar memanggil “Ibu saya” dalam bahasa Amharik, bahasa utama Ethiopia.
Korban selamat lainnya yang diwawancarai televisi Yaman tersebut di rumah sakit, menceritakan mereka terbangun karena ledakan fajar. “Saya terlempar ke udara dan jatuh ke tanah,” kata salah seorang imigran Afrika.
Seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan militer AS mengetahui klaim adanya korban sipil.
“Kami menanggapi klaim tersebut dengan sangat serius. Saat ini kami sedang melakukan penilaian kerusakan akibat pertempuran dan penyelidikan atas klaim tersebut,” kata pejabat AS tersebut.
Militer AS mengatakan tidak akan memberikan informasi terperinci tentang target serangan udaranya, karena alasan keamanan operasional.
Pihak Houthi menuding pemerintah Amerika telah melakukan kesalahan besar karena mengebom pusat penahanan imigran di Saada. “Kejahatan brutal”, kata juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam di X.
Houthi, kelompok pemberontak dukungan Iran dan menguasai Yaman utara, dalam setahun terakhir telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Houthi menyebut aksi itu sebagai solidaritas dengan Palestina.(P-Jeffry W)