Tonton Youtube BP

Presiden Trump murka dua Garda Nasionalnya ditembak pengungsi Afghanistan

Jeffry Wuisan
28 Nov 2025 11:54
4 minutes reading

PRIORITAS, 28/11/25 (Washington): Presiden Amerika Serikat, Donald J Trump, naik pitam dan murka ketika seorang pengungsi Afghanistan menembak dua anggota Garda Nasionalya di Washington DC.

“Itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Kami juga dipenuhi amarah yang benar dan tekad yang kuat”, tegas Trump dalam pidatonya.

Trump bahkan memerintahkan untuk memeriksa ulang semua pengungsi Afghanistan yang kini berada di AS dan segera memproses hukum bahkan mengusir pulang (mendeportasi) jika mereka terlibat masalah hukum.

Anggota Garda Nasional yang tertembak diidentifikasi sebagai Andrew Wolfe berusia 24 tahun dan Sarah Beckstrom berusia 20 tahun, kini masih kritis di rumah sakit.

Dua anggota Garda Nasional Andrew Wolfe dan Sarah Beckstrom kini kritis setelah ditembak pengungsi Afghanistan di Washington DC.(theindependent)

Trump menyebut tersangka penembakan sebagai “binatang” dan memperingatkan ia akan membayar harga yang paling mahal.

“Hewan yang menembak dua anggota Garda Nasional, yang keduanya terluka parah dan kini dirawat di dua rumah sakit terpisah, ia akan membayar harga yang sangat mahal. Tuhan memberkati Garda Nasional dan seluruh militer serta Penegak Hukum kita. Mereka sungguh orang-orang hebat. Saya, sebagai Presiden Amerika Serikat, dan semua orang yang terkait dengan Kantor Kepresidenan, mendukung Anda!”, kata Presiden Trump dalam media sosialnya, Truth Social, seperti dikutip Beritaprioritas.com, Jumat (28/11/2025)

Presiden Trump juga menangguhkan semua permintaan imigrasi Afghanistan setelah peristiwa penembakan itu.

Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS mengatakan permintaan imigrasi telah dihentikan “tanpa batas waktu”,  dengan keputusan yang dibuat sambil menunggu peninjauan “protokol keamanan dan pemeriksaan”.

Langkah ini menyusul seruan Trump kepada pemerintahannya untuk memeriksa kembali imigran Afghanistan yang masuk ke Amerika Serikat saat Joe Biden menjadi presiden.

“Perlindungan dan keselamatan tanah air kami dan rakyat Amerika tetap menjadi fokus dan misi utama kami,” demikian pernyataan Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS dalam sebuah unggahan di X/Twitter.

Tindakan teror

Penembakan tersebut digambarkan Presiden Donald Trump sebagai tindakan teror.

Seorang pria Afghanistan diidentifikasi sebagai tersangka penembakan di dekat Gedung Putih pada hari Rabu.

Tersangka bernama Rahmanullah Lakanwal, adalah warga negara Afghanistan berusia 29 tahun yang tinggal di negara bagian Washington tanpa catatan kriminal yang diketahui.

Rahmanullah Lakanwal, pelaku penembak dua petugas Garda Nasional, adalah pengungsi Afghanistan, yang masuk ke AS pada tahun 2021.(@osint)

Ia disebutkan tiba di AS dari Afghanistan pada September 2021 di bawah Operasi Allies Welcome.

Program era Biden itu untuk menerima ribuan warga Afghanistan masuk ke AS, setelah mereka membantu pasukan Amerika selama perang dan takut akan pembalasan dari pasukan Taliban, setelah penarikan pasukan AS dari sana.

“Saya yakin bahwa tersangka yang ditahan adalah warga negara asing yang masuk ke negara kita dari Afghanistan, neraka di bumi”, kata Trump.

Kedua prajurit AS yang tertembak, adalah anggota Garda Nasional Virginia Barat sedang melakukan patroli sekitar pukul 14.15 ET di dekat sudut jalan ke-17 dan I, beberapa blok dari istana kepresidenan AS, Gedung Putih.

Asisten Kepala Kepolisian Metropolitan, Jeff Carroll mengatakan dalam jumpa pers, tersangka datang dari sebuah sudut dan langsung menembak mereka.

Pasukan Garda Nasional lainnya berhasil melumpuhkan penyerang tersebut setelah terjadi baku tembak.

“Ini adalah penembakan yang disengaja,” kata Wali Kota Washington, Muriel Bowser, dalam pengarahan tersebut. Para pejabat saat ini yakin penembak beraksi sendirian.

“Serangan keji ini adalah tindakan jahat, kebencian, dan teror. Ini adalah kejahatan terhadap seluruh bangsa kita,” ujar Trump dalam pidatonya.

Ancaman hukuman mati

Penegak hukum AS akan meminta hukuman mati terhadap tersangka penembak anggota Garda Nasional tersebut.

Dalam konferensi pers, rilis The Independent,  Jaksa AS, Jeanine Pirro, mengatakan kedua anggota Garda Nasional telah menjalani operasi tetapi masih dalam kondisi kritis.

Jaksa Agung AS, Pam Bondi, mengatakan Departemen Kehakiman sedang mempertimbangkan untuk mengajukan tuntutan terberat terhadap pria yang menembak dua anggota Garda Nasional itu.

Jika salah satu anggota Garda Nasional meninggal, hukumannya bisa dinaikkan menjadi hukuman mati.

Sejak 11 Agustus 2025 lalu Presiden Trump memang memerintahkan ribuan pasukan Garda Nasional untuk terjun langsung membantu mengamankan sejumlah kota negara bagian termasuk di Washington, dari tindakan kriminal.

Setelah peristiwa penembakan tersebut, Presien Trump kemudian menambah sebanyak 500 pasukan Garda Nasional ke Washington DC.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x