PRIORITAS, 18/7/25 (Jakarta): Polri mengambil langkah atas dugaan kecurangan sejumlah produsen beras yang disinyalir melanggar ketentuan terkait mutu serta kemasan produk.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyampaikan, saat ini terdapat 25 produsen yang tengah diperiksa atas dugaan praktik pengoplosan, pengemasan yang tidak sesuai takaran, serta pelabelan yang dianggap menyesatkan.
“Sampai dengan hari ini, rencana kita akan melakukan pemeriksaan terhadap 25 distributor ataupun produsen. Kategori sementara, mengoplos, beratnya di bawah ketentuan, dan tidak sesuai dengan yang ada di daftar kemasan,” ujar Kapolri di Lapangan Tembak Presisi Hugeng Imam Santoso, Korbrimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Kamis (17/7/25).
Bekerja sama dengan Kementan
Ia juga menyampaikan, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam upaya mengusut tuntas praktik peredaran beras oplosan yang meresahkan masyarakat. Pemeriksaan laboratorium terhadap sampel beras yang mencurigakan saat ini masih berlangsung.
“Kita bekerja sama dengan Kementan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap produsen beras. Yang jelas pemeriksaan-pemeriksaan harus terus dilakukan sambil menunggu hasil dari pemeriksaan,” ucap Listyo, dikutip dari Beritasatu.com.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, terdapat 212 produsen beras yang terbukti melanggar standar mutu, kualitas, dan volume. Temuan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementan dan Satgas Pangan Polri.
Diserahkan kepada Satgas Pangan
Amran menegaskan seluruh temuan tersebut telah diserahkan kepada Satgas Pangan dan Kejaksaan Agung untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.
Ia menilai praktik pengoplosan beras tidak hanya merugikan konsumen dan petani, tetapi juga menyebabkan kerugian negara dalam jumlah besar.
“Tercatat ada 212 merek produsen beras premium yang melakukan praktik oplosan. Saat ini sudah puluhan produsen merek beras yang diperiksa oleh pihak kepolisian. Kami tidak main-main dengan adanya kasus tersebut karena merugikan negara Rp 99 triliun lebih setiap tahunnya,” tegas Amran saat bertemu ribuan petani di Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (15/7/25). (P-Zamir)