PRIORITAS, 22/4/25 (Seoul): Militer Korea Selatan (Korsel) untuk pertama kali dalam tujuh tahun melakukan latihan menembak senjata berat jenis artileri di perbatasan musuh, Korea Utara (Korut).
Korsel sengaja menggelar latihan perang ini, setelah Korut musuh bubuyatannya selalu melakukan teror ke negeri ginseng ini.
“Untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun, militer telah melakukan latihan artileri dengan tembakan langsung di lapangan tembak AS di dekat perbatasan antar-Korea”, tulis media Korsel, KBS World, seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Selasa (22/4/25).
Menurut Angkatan Darat Korsel, pada hari Selasa, dalam latihan yang diadakan di dekat Sungai Imjin di Paju, Provinsi Gyeonggi, pasukan Korea Selatan menembakkan 60 peluru ke sasaran, di Kompleks Tembakan Langsung Story AS.
Latihan tembak tersebut menggunakan howitzer gerak sendiri K9A1 dan K55A1. Itu adalah latihan pertama sejak penandatanganan perjanjian militer antar-Korea pada tanggal 19 September 2018.
Di bawah pakta tersebut, kedua Korea telah sepakat untuk menangguhkan latihan artileri dan latihan manuver luar ruangan skala besar, serta latihan tembakan langsung, dalam jarak lima kilometer dari Garis Demarkasi Militer.
Namun Korea Selatan menangguhkan kesepakatan tersebut pada bulan Juni tahun lalu, dengan alasan provokasi yang terus berlanjut dari Korea Utara.
Tambah satelit mata-mata
Selain memperkuat pertahanan darat dan udara, militer Korea Selatan juga menambah cakupan intelijen di luar angkasa, dengan meluncurkan satelit mata-mata militer keempat dari pangkalan antariksa AS pada hari Selasa.
Menurut Kementerian Pertahanan Korsel, roket SpaceX Falcon 9 yang membawa satelit mata-mata buatan dalam negeri negara itu, lepas landas pada pukul 9:48 pagi waktu Seoul pada hari Selasa dari Stasiun Angkatan Antariksa Cape Canaveral.
Satelit tersebut mencapai orbit yang ditargetkan dan berkomunikasi dengan stasiun darat. Peluncuran tersebut merupakan bagian dari rencana Korea Selatan, untuk menyebarkan lima satelit pada akhir tahun ini.
Tujuannya, meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas militer Korea Utara dan membantu mengurangi ketergantungannya pada citra satelit AS.
Satelit mata-mata pertama negara itu diluncurkan pada bulan Desember 2023, sedangkan yang kedua dan ketiga diluncurkan pada bulan April dan Desember tahun lalu. (P-Jeffry W)