26.3 C
Jakarta
Saturday, September 7, 2024

    Perkiraan !!! Letjen TNI Doni Monardo: Puncak Covid-1 sudah bisa diketahui sepekan ke depan

    Terkait

    Jakarta, 10/5/20 (SOLUSSInews.com) – Swab test yang masif di berbagai provinsi se-Indonesia akan meningkatkan jumlah penduduk yang positif Covid-19.

    Angka penduduk yang terinfeksi virus corona sepekan terakhir tak lepas dari hasil pemeriksaan real-time polymerase chain reaction (RT-PCR) yang sudah ada di berbagai provinsi.

    “Tapi, ada yang menggembirakan. Ketika angka positif naik karena gencarnya tes, pasien Covid-19 yang masuk rumah sakit dan meninggal justru menurun,” ungkap Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo kepada BeritaSatu.com, Minggu (10/5/20).

    Meski hari libur dan berulang tahun ke-57, ia tetap tinggal di kantor, Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Secara kumulatif, total penduduk Indonesia yang positif Covid-19 hingga pukul 12.00 WIB, Minggu (10/5/20), mencapai 14.032. Itu merupakan hasil tes terhadap 158.273 spesimen dari 113.452 kasus. Dari angka tersebut, 113.166 di antaranya menggunakan metode tes RT-PCR. Sisanya, 286 hasil tes cepat molekul (TCM) di laboratorium yang selama ini digunakan untuk mendeteksi mycobacterium teberculosis. Dari hasil tes yang sama, negatif sebanyak 99.420.

    Hasil pemantauan Kementerian Kesehatan (Kemkes) hingga Minggu (10/5/20), pukul 12.00 WIB menunjukkan, jumlah kasus orang dalam pemantauan (ODP) 248.690, pasien dalam pengawasan (PDP) 30.317, terkonfirmasi positif 14.032 atau bertambah 387. Yang sembuh 2.698 atau bertambah 91. Dan uang meninggal 973 atau bertambah 14.

    Jika pada pekan pertama Maret 2020, ketika Covid-19 mulai merebak di Indonesia, rumah sakit penuh, kata Doni, sepekan terakhir terjadi penurunan. Dari kapasitas tempat tidur rumah sakit yang tersedia, rata-rata baru 70 persen terisi. Sedang di DKI, tempat tidur yang terisi sekitar 55 persen.

    “Angka tentu terus bergerak. Tapi, kita berharap, sebagian besar penduduk yang positif Covid-19 bisa sembuh, karena imunitas dalam perawatan mandiri,” ungkap Doni, yang juga Kepala BNPB.

    Dari hasil kajian sementara, demikian Doni, pihaknya memperkirakan, jumlah pasien positif Covid-19 yang masuk rumah sakit dan meninggal akan terus menurun. Karena, sebagian besar ODP dan PDP merupakan warga usia muda yang terinfeksi ringan serta sedang. Mereka pun tidak memiliki penyakit bawaan lain, sehingga kemungkinan besar akan memperoleh imunitas dan sembuh.

    Perhatian ekstra ketat diberikan kepada ODP dan PDP dari kalangan lanjut usia serta mereka yang mengidap penyakit bawaan. “Mereka ini hendaknya di rumah saja, tidak boleh ke mana-mana kecuali ke rumah sakit,” papar Doni.

    Puncak Covid-19

    Puncak Covid-19 yang diharapkan Presiden Joko Widodo agar bisa terjadi akhir Mei 2020 dapat diketahui setelah satu pekan yang akan datang seiring dengan gencarnya swab test dan hasil pemeriksaan RT-PCR. Sebelumnya, demikian Doni, puncak positif Covid-19 sempat terjadi 17 April 2020, ketika kasus baru Covid-19 mencapai 436.

    Angka positif Covid-19 harian sempat menurun ke angka 185 tanggal 20 April, tetapi kemudian naik lagi ke 436 tanggal 24 April. Sesudah itu, ada beberapa puncak, misalnya 433 pada 1 Mei dan 484 pada 9 Mei. Sedang angka tertinggi ialah 533 yang diumumkan Sabtu (9/5/20).

    Karena itu, pemeriksaan lewat swab test dan laboratorium yang memiliki RT-PCR akan digencarkan. Dalam sepekan terakhir, hasil pemeriksaan RT-PCR meningkat signifikan, sehingga rata-rata spesimen per hari yang diperiksa meningkat dari 3.000 ke 7.000 per hari, lebih dari dua kali lipat.

    Pada hari Jumat (8/5/20) hingga Sabtu (9/5/20), saat hasil Covid-19 diumumkan, pemeriksaan spesimen mencapai 9.630.

    “Ini kemajuan luar biasa. Kami segera memberikan insentif kepada tenaga laboratorium agar pekan depan pemeriksaan per hari menembus 10.000 spesimen, target yang diberikan Presiden,” kata Doni.

    Saat ini, hanya empat provinsi yang belum memiliki fasilitas RT-PCR, di antaranya Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Maluku Utara. Dalam waktu dekat, kata Doni, semua provinsi sudah harus memiliki fasilitas RT-PCR. Bahkan ada provinsi yang memiliki lebih dari satu atau pun dua RT-PCR. Untuk provinsi yang belum memiliki fasilitas RT-PCR, hasil swab test bisa dibawa ke laboratorium di provinsi terdekat.

    “Nanti, setelah tes masif dengan hasil RT-PCR, puncak Covid-19 sudah bisa ditetapkan,” ungkap Doni.

    Dia menjelaskan, harapan Presiden agar puncak Covid-19 terjadi Mei tetap merupakan acuan Gugus Tugas.

    Namun, terwujud-tidaknya puncak Covid-19 dalam waktu dekat, kuncinya ialah pada partisipasi dan kontribusi semua pihak. Bila semua pihak disiplin menjaga jarak, menjalankan sepenuhnya protokol kesehatan dan memiliki kesadaran kolektif yang kuat, puncak Covid-19 bisa terjadi akhir Mei.

    “Ujung tombak dari Covid-19 bukanlah rumah sakit melainkan disiplin dan kesadaran kolektif masyarakat,” ujar Doni.

    Ia meminta masyarakat meningkatkan disiplin dan kesadaran kolektif. Di samping menyelamatkan bangsa ini dari virus maut itu, Indonesia juga sedang disoroti dunia. Indonesia tidak boleh menjadi negara yang lemah dan bangsa yang tidak mampu memerangi Covid-19.

    Dua Target

    Tugas Gugus Tugas saat ini, demikian Doni, tidak saja mencegah masyarakat tertular Covid-19, melainkan juga menjaga agar masyarakat tak sampai kehilangan pekerjaan, terkena PHK, menganggur, kelaparan, dan kehilangan imunitas akibat kekurangan gizi.

    “Kami tidak saja mencegah orang terpapar Covid-19, tapi juga menjaga agar orang tidak terpapar PHK,” jelas Doni.

    Karena itu, meski ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemerintah tetap mengizinkan transportasi umum beroperasi dan sektor usaha tertentu beroperasi. Pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran (SE) yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh SE Menteri Perhubungan.

    Pada SE Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nomor 4 Tahun 2020 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 dijelaskan kriteria pengecualian bepergian dengan transportasi bagi orang-orang yang melakukan kegiatan berhubungan dengan penanganan Covid-19. Mereka ialah orang-orang pada lembaga pemerintah atau swasta yang menyelenggarakan kegiatan seperti pelayanan percepatan penanganan Covid-19; pelayanan pertahanan, keamanan, dan ketertiban umum; pelayanan kesehatan; pelayanan kebutuhan dasar, pelayanan pendukung layanan dasar; dan pelayanan fungsi ekonomi penting.

    Pengecualian juga diberikan kepada mereka yang menyelenggarakan perjalanan pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat. Atau perjalanan orang yang anggota keluarga intinya sakit keras atau meninggal dunia. Selain itu juga perjalanan dalam rangka repatriasi Pekerja Migran Indonesia (PMI), WNI, dan pelajar/mahasiswa yang berada di luar negeri. Serta pemulangan orang dengan alasan khusus oleh pemerintah sampai ke daerah asal, sesuai ketentuan yang berlaku.

    SE tersebut juga mengatur persyaratan yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang memenuhi kriteria pengecualian untuk bepergian, seperti menunjukkan KTP, menunjukkan surat tugas, serta menunjukkan hasil tes negatif Covid-19.

    SE Gugus Tugas tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan SE yang diterbitkan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Laut, dan Udara Kementerian Perhubungan.

    Doni mengharapkan semua pihak bisa memahami kebijakan pemerintah.

    “Kalau semua orang jujur tidak ada masalah,” ungkap Doni.

    Letjen TNI itu lebih menekankan kesadaran dan disiplin masyarakat dibanding hukuman penjara. Karena di saat semua pihak harus melawan Covid-19, urusan pengadilan dan penjara menjadi rumit bagi penerapan protokol kesehatan.

    Untuk ASN, perjalanan dinas harus dengan persetujuan kepala dinas. “Saya sudah minta dukungan Menteri PAN-RB (Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Red),” katanya.

    Doni mengatakan, pihaknya tidak saja memperhatikan mereka yang positif Covid-19 dan penanganannya, tapi juga masyarakat terdampak kebijakan penanganan Covid-19. Kegiatan produksi dan distribusi harus berjalan agar kebutuhan masyarakat terpenuhi dan produsen tidak kehilangan pendapatan.

    Di level produksi, para petani, peternak, nelayan, dan pengrajin harus tetap bisa menjual produk mereka. Hal itu hanya bisa terjadi jika ada transportasi umum yang beroperasi. Di sisi konsumen, pasar rakyat tetap dibuka untuk menyediakan kebutuhan konsumen.

    “PSBB maupun non-PSBB, kita harap semua pihak disiplin menjaga jarak, mengenakan masker saat berjumpa orang, dan menghindari kerumunan,” papar mantan Pangdam Siliwangi dan Patimura itu.

    “Peran pers terhadap kesuksesan penanganan Covid-19 mencapai 65%,” ujar Doni. Oleh karena itu, ia berharap, pers bisa memberikan sosialisasi akurat kepada masyarakat dan membantu suksesnya penurunan jumlah warga Indonesia yang terinfeksi positif Covid-19. (S-BS/jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini