PRIORITAS, 4/7/25 (Makassar): Meski menuai pro-kontra, penulisan ulang sejarah tetap dilanjutkan. Soal pemerkosaan yang terjadi dalam tragedi kerusuhan 1998 juga tidak dihapus.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan hal itu di sela Festival Gau Maraja Leang-Leang di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (3/7/25) dan dilansir Beritaprioritas Jumat (4/7/25).
Dikatakannya, pemerkosaan pada saat tragedi kerusuhan1998 tidak dihapus dalam penulisan ulang sejarah. “Tidak ada penghapusan. Jadi kita terus lanjutkan pada program penulisan ulang sejarah,” ujarnya.
Dikatakannya, mengenai hal itu (pemerkosaan 1998) ia sudah menjelaskan semuanya saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI pada Rabu (2/7/25) di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta.
Ia mengungkapkan, penulisan ulang sejarah masih berlanjut meski menuai pro dan kontra. Disebutkan, untuk penulisan ulang sejarah itu, sebanyak 130 sejarawan dan guru besar dilibatkan dari 34 perguruan tinggi di Indonesia.
Menbud Fadli Zon mengingatkan, dalam kurun 26 tahun terakhir tidak ada penulisan ulang sejarah, padahal sejarah itu sangatlah penting. “Oleh karena itu, penulisan ulang sejarah tersebut tetap dilanjutkan, meski menuai pro dan kontra di lapangan,” katanya.
Fadli Zon menambahkan, selain peristiwa tragedi 1998, tulisan purba di goa Leang-Leang juga dimasukkan dalam penulisan ulang sejarah. “Tulisan tangan (manuscript) Leang-Leang itu sudah mendapat pengakuan dari peneliti internasional,” ungkapnya. (P-ht)