PRIORITAS, 201/25 (NewYork): Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina, UNRWA menyatakan kesiapan untuk mengirim hingga 4.000 truk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Sebanyak setengah dari jumlah truk tersebut akan dialokasikan untuk membawa makanan dan tepung, guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Gaza yang terdampak krisis kemanusiaan.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap situasi yang semakin memburuk di Gaza, di mana akses terhadap bantuan kemanusiaan sangat terbatas akibat konflik yang terus berlanjut.
UNRWA menegaskan komitmennya untuk menyediakan bantuan kepada pengungsi Palestina yang membutuhkan, terutama dalam hal pangan dan kebutuhan dasar lainnya. Namun, pengiriman bantuan tersebut juga menghadapi tantangan besar terkait dengan kondisi keamanan dan kendala logistik di wilayah tersebut.
Selain makanan, UNRWA juga merencanakan pengiriman barang-barang penting lainnya, seperti peralatan medis dan perlengkapan darurat, untuk membantu korban perang dan pengungsi yang tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak. Pengiriman truk bantuan ini diharapkan dapat membantu mengurangi penderitaan yang dialami oleh ribuan warga Palestina yang terjebak di Jalur Gaza.
Komisioner Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini pada Minggu (19/1) menyatakan bahwa serangan terhadap konvoi truk bantuan di Gaza bisa jadi menurun begitu bantuan kemanusiaan mengalir masuk menyusul berlakunya gencatan senjata.
Ia menegaskan komitmen pihaknya untuk terus melaksanakan mandat di Jalur Gaza maupun Tepi Barat meski pelarangan terhadap UNRWA yang diberlakukan otoritas Israel mulai berlaku 30 Januari mendatang.
Dilansir Antara, UNRWA adalah satu-satunya badan yang mampu menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan yang penting bagi masyarakat Palestina.
Dalam perkembangan terkait, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di wilayah pendudukan Palestina, Rik Peeperkorn, menyatakan bahwa pihaknya berencana mendirikan sejumlah rumah sakit lapangan di Jalur Gaza.
Ia menyatakan, rumah sakit lapangan tersebut adalah untuk membantu menjalankan sistem layanan kesehatan Gaza yang sangat terdampak akibat agresi Israel setidaknya selama dua bulan ke depan. (P-bwl)
