25.2 C
Jakarta
Saturday, July 27, 2024

    Pasca-perbesar saham di Lippo Cikarang dan Siloam, langkah Lippo Karawaci bisa genjot kinerja

    Terkait

    Jakarta, 8/5/20 (SOLUSSInews.com) – Sebagaimana dilansir berbagai media, medio April lalu PT Lippo Karawaci Tbk telah memperbesar kepemilikan saham di PT Lippo Cikarang Tbk dan PT Siloam Hospitals Tbk. Ini merupakan dua anak perusahaan dengan valuasi harga saham menarik.

    Ternyata, usai aksi perusahaan ini, mempengaruhi harga saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang tercatat menguat sebanyak 13 persen menjadi Rp730 per saham pada hari Selasa 21 April 2020, dibandingkan Kamis, 16 April 2020 senilai Rp645 saat pembelian baru terrjadi.

    Transaksi ini memang meningkatkan kepemilikan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di PT Siloam Hospitals Tbk (SILO) menjadi 55,4 persen dan di LPCK menjadi 84 persen. Aksi buyback dengan dana Rp75 miliar dari kas internal dinilai menunjukkan perusahaan dapat beradaptasi di tengah tantangan bisnis.

    Dinilai tepat

    Analis OSO Sekuritas, Sukarno Alatas menilai, langkah peningkatan kepemilikan saham LPKR saat harga sudah diskon bisa dibilang benar.

    “Tidak masalah jika LPKR ingin menambah kepemilikan di saat sekarang karena memang harga sedang diskon. Meskipun secara valuasi sudah diskon harga masih bisa turun lagi. Karena di level sekarang secara teknikal, sudah overbought atau memang harga sudah naik signifikan dan sekarang indeks juga kembali melemah,” ujar Sukarno.

    Demikian pula, aksi korporasi dengan menambah kepemilikan di Siloam Hospitals (SILO) dan Lippo Cikarang (LPCK) juga dinilai tepat.

    Ini mengingat dua emiten itu memiliki kinerja positif dan juga dari sisi harga saham sudah sangat terdiskon apalagi dari sisi fundamental keduanya sangat kuat dimana rasio utang kecil dan secara likuiditas juga tinggi.

    “Penambahan kepemilikan di SILO dan LPKR bisa jadi salah satu strategi investasi yang tepat. Apalagi isu kesehatan saat ini jadi peluang untuk meningkatkan kinerjanya ke depannya. Sehingga potensi kenaikan harga tinggi dan suatu saat yang tepat LPCK bisa jual di harga tinggi,” jelas dia.

    Karena itu, LPKR yang memiliki bisnis inti di sektor properti, juga kesehatan, akan mendapatkan kinerja positif dalam jangka panjang.

    Animo di kedua bisnis sektor itu memang masih cukup baik. Sektor kesehatan dianggap menarik karena merupakan segmen bisnis yang saat ini benar-benar dibutuhkan masyarakat. “Akan ada peluang kinerjanya bisa lebih baik,” jelas dia.

    Likuiditas terjaga

    Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) LPKR, John Riady menyatakan, dalam situasi penuh tantangan, manajemen LPKR terus menerapkan strategi yang terukur, untuk terus menguatkan bisnis properti dan kesehatan yang menjadi bisnis inti perusahaan.

    John memastikan, LPKR telah berhasil mengeksekusi berbagai rencana bisnis seperti penyelesaian penawaran umum terbatas LPKR, pembiayaan kembali obligasi sejumlah USD 325 juta, penawaran obligasi tambahan sebesar USS 95 juta, penawaran tender obligasi, aksi buyback saham, juga memperbesar kepemilikan saham di Silomas Hospitals (SILO) dan Lippo Cikarang (LPCK).

    “Berbagai aksi korporasi itu akan memperkuat kinerja LPKR, sekaligus menurunkan rasio utang terhadap ekuitas Perseroan ke tingkat industri yang rendah yaitu 21 persen,” ucap John.

    Dia mengatakan, likuditas LPKR juga saat ini terjaga. Manajemen LPKR optimistis buyback akan membantu menstabilkan harga saham.

    “Kita telah membuat perencanaan dalam memperkuat posisi keuangannya sehingga memiliki fleksibilitas di pasar keuangan yang sangat fluktuatif. Fundamental perseroan saat ini kuat di mana sebagian besar dari pendapatan LPKR bersifat berulang atau recurring income yang didukung oleh Siloam Hospitals,” ujar John.

    Pembelian saham SILO dan LPCK oleh LPKR dilakukan saat valuasi harga sahamnya sangat menarik. Hal ini disebabkan terjadinya koreksi pasar dalam beberapa minggu terakhir. Oleh karenanya, perusahaan dapat membeli saham dengan diskon menarik untuk industri pada harga rata-rata EV / EBITDA selama lima tahun terakhir.

    Harga rata-rata akuisisi SILO dan LPCK berada di bawah 10x EV / EBITDA, sementara rekan-rekannya secara historis diperdagangkan pada EV / EBITDA rata-rata lebih dari 20x. Di LPCK, diskon ke NAV lebih dari 91 persen pada harga transaksi rata-rata, diskon signifikan untuk rata-rata sejawat.

    John Riady menegaskan, LPKR tetap konsisten dalam rencana bisnis untuk fokus pada properti dan layanan kesehatan sebagai bisnis inti. Dalam masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, berdasar analisis internal tindakan paling bijaksana meningkatkan kepemilikan di anak perusahaan utama. (S-SD/jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini