PRIORITAS, 23/7/25 (Tel Aviv): Para politikus sayap kanan Israel menggelar pertemuan untuk membahas rencana menjadikan Jalur Gaza yang kini porakporanda karena perang sebagai kawasan wisata “Riviera”, seperti pernah diusulkan Presiden AS, Donald Trump.
Meski mengundang kontroversi, acara bertajuk “Riviera di Gaza: Dari Visi ke Realitas” itu, tetap diselenggarakan di Knesset (parlemen Israel) dengan dukungan dari beberapa anggota parlemen garis keras.
Seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Beritasatu.com, hari Rabu (23/7/25), pertemuan itu dihadiri Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, serta Daniella Weiss, aktivis vokal pendukung permukiman Yahudi di Gaza, dan sejumlah tokoh lainnya.
Presiden AS, Donald Trump, pada Februari 2025 lalu pernah mengutarakan gagasan menjadikan Gaza sebagai “Riviera Timur Tengah”.
Namun gagasan itu dengan syarat memindahkan penduduk Palestina dan penempatan wilayah di bawah kendali Amerika Serikat.
Gagasan tersebut langsung memicu kecaman dari dunia Arab dan warga Palestina.
Bagi rakyat Palestina, upaya pemindahan paksa dari tanah mereka merupakan pengulangan dari “Nakba”, bencana nasional Palestina akibat pengusiran massal saat pembentukan negara Israel pada 1948.
Pemukiman baru
Dalam pertemuan Knesset tersebut, peserta mempresentasikan rencana induk yang disusun organisasi Weiss.
Rencana itu mencakup pembangunan perumahan bagi 1,2 juta pemukim Yahudi baru, pengembangan kawasan industri dan pertanian, serta kompleks wisata pesisir di Jalur Gaza.
Israel sebelumnya telah membongkar delapan permukiman Yahudi di berbagai wilayah Gaza pada tahun 2005.
Hal itu bagian dari kebijakan penarikan sepihak usai konflik berkepanjangan antara pemukim, kelompok bersenjata Palestina, dan militer Israel.
Namun, dalam dua dekade terakhir, sebagian kecil tetapi vokal dari masyarakat Israel terus menyerukan pemukiman kembali di wilayah tersebut.
Seruan ini semakin keras pasca serangan kelompok Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.(P-Jeffry W)