PRIORITAS, 15/3/25 (Islamabad): Pakistan menuduh India menjadi sponsor teror pembajakan kereta api Jaffer Express yang menyebabkan 26 penumpang tewas. Namun Kementerian Luar Negeri India menolak tuduhan tak berdasar tersebut.
“Dalam insiden teroris di Balochistan ini, dan insiden-insiden sebelumnya, sponsor utamanya adalah tetangga Anda di sebelah timur”, katanya merujuk pada India, tanpa memberikan bukti untuk mendukung klaim tersebut. Demikian dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Sabtu (15/3/25).
Militer Pakistan menuduh negara tetangganya India, mensponsori pemberontak Balochistan di provinsi barat daya, untuk melakukan serangan berdarah dengan membajak kereta api, Selasa hingga Rabu lalu (11-12 Maret 2025).
Akibat pembajakan kereta api ini sebanyak 26 penumpang tewas. Umumnya adalah tentara Pakistan yang sedang lepas tugas untuk pulang ke Islamabad. Kereta itu disebutkan membawa 425 penumpang termasuk perempuan dan anak-anak.
Militer Pakistan tidak memberikan bukti atas klaim tersebut. Tuduhan itu langsung ditolak pemerintah India. Sebelumnya Pakistan menuduh negara tetangga Afghanistan terlibat, karena para pembajak kereta api berkomunikasi dengan telepon satelit ke seseorang di negeri itu.
Tentara Pembebasan Baloch (BLA) menyerang dan membajak kereta api Jaffer Express di daerah terpencil di Balochistan dan menyandera sekitar 400 orang di dalamnya, sehingga memicu baku tembak dengan pasukan keamanan.
BLA telah lama berjuang untuk mendapatkan otonomi dari pemerintah di Islamabad. Mereka juga menuntut mendapatkan bagian yang lebih besar dari sumber daya di provinsi mereka, Balochistan.
Punya bukti kuat
Ini adalah pertama kalinya BLA membajak kereta api, meskipun sebelumnya mereka pernah menyerang kereta api. Beberapa pembajak melarikan diri dan operasi pencarian sedang dilakukan untuk menemukan mereka.
Dalam konferensi pers tersebut, Sarfraz Bugti, kepala menteri Balochistan, mengklaim Pakistan memiliki bukti kuat tentang keterlibatan India dalam serangan di provinsi tersebut. Ia juga tidak memberikan rincian apa pun.
Juru bicara militer menyebutkan seorang perwira angkatan laut India yang ditangkap pada tahun 2016 dan dihukum karena spionase di Pakistan, telah bekerja untuk intelijen India membantu separatis Baloch dan kelompok militan lainnya.
Petugas yang diidentifikasi sebagai Kulbhushan Jadhav kemudian dijatuhi hukuman mati. Tetapi Sharif tidak mengaitkannya dengan serangan kereta api. Letjen Sharif hanya mengklaim senjata para pemberontak yang membajak kereta api Jaffer Express berasal dari India dan Afghanistan.
Pakistan dan India adalah negara yang memiliki senjata nuklir dan memiliki sejarah hubungan yang buruk. Mereka telah berperang tiga kali sejak memperoleh kemerdekaan pada tahun 1947 dari Inggris.
“Kami dengan tegas menolak tuduhan tidak berdasar yang dibuat oleh Pakistan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal dalam sebuah pernyataan.
Balochistan yang kaya minyak dan mineral merupakan provinsi terbesar di Pakistan, namun berpenduduk paling sedikit. Penduduk etnis Baloch juga telah lama menuduh pemerintah pusat melakukan diskriminasi terhadap mereka.(P-Jeffry W)