PRIORITAS, 11/8/25 (Palu): Perjuangan Gubernur Sulawesi Tengah, H. Anwar Hafid, meningkatkan status Bandara Mutiara SIS Al-Jufri menjadi bandara internasional akhirnya terwujud.
Setelah tiga bulan mengajukan usulan ke pemerintah pusat, bandara kebanggaan masyarakat Sulteng ini resmi menyandang status Bandara Internasional penuh.
Penetapan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 dan KM 38 Tahun 2025.
Dengan status baru ini, Bandara Mutiara SIS Al-Jufri kini berkewajiban melayani penerbangan langsung dari dan ke luar negeri, baik reguler maupun charter.
“Kita bersyukur, usulan yang kita sampaikan sejak tiga bulan terakhir alhamdulillah membuahkan hasil. Bandara Mutiara SIS Al-Jufri saat ini adalah Bandara Internasional,” ungkap Anwar Hafid, seperti dikutip Beritaprioritas.com hari Senin (11/8/25).
Gubernur mengungkapkan, pihaknya langsung menggelar rapat koordinasi untuk memetakan kebutuhan yang harus dipenuhi enam bulan ke depan sebelum penerbangan internasional resmi beroperasi.
Persiapan meliputi koordinasi administrasi dengan Bea Cukai, Imigrasi, dan Karantina, pelatihan personel, hingga pengadaan peralatan seperti X-ray senilai Rp 2–2,5 miliar.
Selain itu, dukungan Kementerian Pertahanan juga dibutuhkan untuk melengkapi persyaratan teknis. “Kami mohon doa dan dukungan semua pihak. Ini kebanggaan kita bersama. Sultan Nambaso!” ujar Anwar.
Mendukung KEK
Status internasional penuh ini juga diambil untuk mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu.
Berbeda dengan Bandara IMIP Morowali yang hanya mengantongi status internasional terbatas, untuk penerbangan charter selama setahun, Bandara Mutiara kini menjadi pintu gerbang utama Sulteng menuju berbagai destinasi dunia.
Anwar Hafid menekankan pentingnya perpanjangan landasan pacu dari 2.500 meter menjadi 3.000 meter, agar pesawat berbadan lebar seperti Airbus A330 bisa terbang langsung ke Tiongkok atau rute jarak jauh lain tanpa transit.
Hal ini diyakini akan membuka peluang penerbangan haji dan umrah langsung dari Palu.

Pemerintah provinsi berencana mengupayakan pendanaan perpanjangan landasan melalui skema CSR perusahaan besar.
“Dengan status ini, peluang pariwisata, investasi dan UMKM akan terbuka lebar. Wisatawan mancanegara kini bisa datang langsung tanpa transit di kota lain,” tegas Anwar.
Era baru konektivitas udara ini diharapkan membawa dampak ekonomi besar dan mempercepat transformasi Sulawesi Tengah sebagai destinasi unggulan di Indonesia Timur.
9 Maskapai
Saat ini terdapat 9 maskapai yang melayani penerbangan domestik di dari dan ke Bandara Mutiara Palu, yakni Garuda Indonesia, Batik Air Citilink, Lion Air, SAM Air, Susi Air, Super Air Jet, Rimbun Air dan Wings Air.
Penerbangan domestik itu dengan tujuan Palu – Jakarta, Makassar, Luwuk, Toli-toli, Morowali, Balipapan, Ampana, Poso, Seko dan Pahuwato.
Bandara Mutiara sempat mengalami kerusakan cukup paraha akibat bencana gempa bumi bermagnitudo 7,4 yang mengguncang kota Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah pada tahun 2018 silam.
Rehabilitasi dan rekonstruksi kemudian dimulai pada tahun 2020 dan selesai pada tahun 2023.
“Proyek ini tidak hanya tentang membangun kembali fasilitas bandara yang terdampak, tetapi juga tentang membangun kembali semangat dan harapan bagi masyarakat setempat,” ungkap Kepala Unit Penyelengara Bandar Udara (UPBU) Mutiara Sis Al-Jufri, Rudi Richardo di Palu pada waktu itu.
Bandara Mutiara kini memiliki panjang runway 2.510 x 45 meter sehingga mampu didarati pesawat terbesar Boeing 737-900ER. Sementara gedung terminal penumpang berukuran 19.476 m2.(P-Elkana Lengkong)