26.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

    MK berikan kesempatan pemohon, termohon, pihak terkait, dan pemberi keterangan untuk tambahan alat bukti

    Terkait

    KPU Sampaikan 3 Poin Menjelang Sidang Putusan Sengketa Pilpres

    PRIORITAS, 16/4/2024 (Jakarta): Mahkamah Konstitusi atau MK memberikan kesempatan bagi pihak pemohon, termohon, pihak terkait, dan pemberi keterangan untuk menyerahkan tambahan alat bukti dan kesimpulan dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (PHPU Pilpres) atau sengketa pilpres pada hari ini, Selasa, 16 April 2024.

    Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sebagai pihak termohon memberikan respons soal penyerahan tambahan alat bukti dari pihak pemohon, yakni kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

    Selain itu, KPU juga menegaskan akan menjalankan putusan MK terkait sidang sengketa hasil pilpres yang dijadwalkan diumumkan pada Senin, 22 April 2024. Berikut 3 poin respons KPU yang dilansir Tempo.

    1. Tambahan alat bukti dari kubu Anies dan Ganjar
    Anggota KPU RI Idham Holik menilai adanya penambahan alat bukti dari kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud tidak sesuai dengan fakta proses pemungutan, penghitungan hingga rekapitulasi hasil perolehan suara peserta Pilpres 2024.

    “Tambahan alat bukti bertujuan membuktikan bahwa apa yang dimohonkan oleh para pemohon tidak sesuai dengan fakta proses pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi hasil perolehan suara peserta pilpres,” ujar Idham saat dihubungi dari Jakarta, Senin, 15 April 2024.

    2. Tolak permohonan pemohon
    Selain itu, ujar Idham, penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024 sudah sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Dengan tambahan alat bukti tersebut, KPU menegaskan permohonannya agar Majelis Hakim MK dapat menolak permohonan para pemohon.

    Idham pun yakin MK akan memutuskan permohonan perkara perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) pada Pilpres 2024 sesuai dengan kerangka hukum. “Saya sangat yakin MK akan memutuskan kedua permohonan PHPU pilpres tersebut dalam kerangka hukum yang terdapat dalam Pasal 473 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017,” kata Idham.

    3. Wajib tindaklanjuti putusan MK
    Meski begitu, Idham mengatakan, putusan MK atas sengketa hasil pilpres yang akan dibacakan pada Senin pekan depan, 22 April 2024, bersifat erga omnes yang artinya, untuk semua.

    Asas erga omnes tertuang dalam Pasal 10 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang MK yang menyebutkan bahwa putusan MK bersifat final, yaitu putusan MK langsung memperoleh kekuatan hukum tetap sejak diucapkan dan tidak ada upaya hukum yang dapat ditempuh.

    “Putusan MK bersifat erga omnes. KPU wajib laksanakan apapun putusan MK atas PHPU pilpres nanti yang akan dibacakan pada tanggal 22 April 2024,” kata Idham.

    Oleh karena itu, KPU akan melaksanakan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 475 ayat (4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 yang berbunyi: “KPU wajib menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi.”

    Sebagai informasi, MK membuka tahapan penyampaian kesimpulan dalam bagian penanganan perkara PHPU Pilpres 2024 setelah berakhirnya tahapan persidangan perkara tersebut.

    “Kami, majelis hakim, bersepakat sekiranya ada hal-hal yang masih mau diserahkan meskipun ini persidangan terakhir, bisa diakomodasi melalui kesimpulan,” kata Ketua MK Suhartoyo di akhir sidang lanjutan perkara PHPU Pilpres 2024, Jumat, 5 April 2024.

    Suhartoyo mengatakan, tahapan penyampaian kesimpulan dalam persidangan PHPU Pilpres 2024 sebelumnya tidak wajib. Namun, pada perkara PHPU Pilpres 2024, ada banyak dinamika yang berbeda dari sebelumnya sehingga MK mengakomodasi penyampaian hal-hal yang bersifat krusial dan penyerahan berkas yang masih tertinggal melalui tahapan tersebut. (P-TMP/wl)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini