26.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

    Miris !!! Presiden Jokowi beberkan lebih sejuta orang Indonesia berobat ke luar negeri, bayarannya Rp180 T

    Terkait

    PRIORITAS, 24/4/24 (Jakarta): Presiden Joko Widodo mengakui miris terhadap lebih dari satu juta masyarakat Indonesia yang masih berobat ke luar negeri. Padahal, hal tersebut membuat Indonesia rugi mencapai Rp180 triliun.

    “Ini bolak-balik saya sampaikan, satu juta lebih masyarakat kita berobat ke luar negeri, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Eropa, dan Amerika. Kita kehilangan US$11,5 miliar, itu kalau dirupiahkan Rp180 triliun hilang,” ungkapnya, saat membuka Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2024 di ICE BSD Tangerang Selatsn, Banten, Rabu (24/2/24).

    “Karena warga kita tidak mau berobat di dalam negeri dan pasti ada sebabnya, kenapa enggak mau berobat di dalam negeri? Ini persoalannya harus diselesaikan,” tambah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

    Bahan farmasi 90 persen impor

    Presiden Jokowi pun mengaku miris karena 90 persen bahan baku farmasi di Indonesia masih impor.

    Bahkan, tak hanya impor bahan baku farmasi saja, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, sebesar 52 persen alat kesehatan di Indonesia masih impor.

    “Sembilan puluh persen bahan produksi farmasi itu masih impor, kemudian 52 persen alat kesehatan kita juga masih dominansi impor. Alat saya sampaikan mungkin masih belum bisa (produksi sendiri), tetapi urusan kecil, seperti jarum, ranjang tidur, alat infus, selang ya jangan (impor), harus kita berani memproduksi sendiri,” jelas Jokowi.

    Selanjutnya, Jokowi menargetkan rencana induk kesehatan akan diselesaikan pada Agustus 2024 mendatang. Awalnya ia menanyakan secara langsung kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait kesanggupan waktu untuk menyelesaikan rencana induk kesehatan.

    “Rencana induk bidang kesehatan kapan selesai Pak Menkes? Pak menteri sampaikan Agustus (2024) selesai,” kata Presiden Jokowi, seperti dikutip BeritaSatu.com. 

    Disebut Jokowi, rencana induk kesehatan akan menjadi pedoman nasional, baik di level pemerintah pusat dan daerah serta pihak swasta.

    “Itu harus jadi pedoman nasional, baik pusat, baik daerah, provinsi, kabupaten, kota, serta swasta semuanya harus sinkron. Semua harus in line, harus seirama. Jangan berjalan sendiri-sendiri. Tidak menghasilkan apa-apa nantinya kalau sendiri-sendiri. Saya yakin semua kompak berjalan akan signifikan kemajuan kesehatan di negara kita,” papar Jokowi. (P-BS/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini