PRIORITAS, 27/1/25 (Jakarta): Menteri Agama RI (Menag), Nasaruddin Umar mengatakan, peristiwa Isra Mi’raj mengajarkan pentingnya hubungan sosial dan spiritual, mencakup hablum minannas dan hablum minallah.
Sebelumnya, hablum minannas berarti hubungan baik dengan sesama manusia, sementara hablum minallah adalah hubungan spiritual dengan Allah. Kedua aspek ini mengajarkan pentingnya keseimbangan antara kewajiban sosial dan religius dalam kehidupan Muslim.
“Isra adalah perjalanan horizontal, simbol hubungan sosial dengan sesama manusia. Sementara, Mikraj adalah perjalanan vertikal, yang melambangkan hubungan mendalam dengan Allah,” ucap Menag dalam acara Peringatan Isra Mi’raj bertema ‘Membumikan Bahasa Langit: Membincang Kemuliaan Ibadah Salat’, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (27/1/25).
Menurut Umar, keberagamaan tidak hanya diukur dari ibadah ritual, tetapi juga dari hubungan baik dengan sesama, yang merupakan bagian penting dalam nilai-nilai keislaman.
“Subhanalladhi asra bi’abdihi laylan menggambarkan perjalanan sosial yang menjadi fondasi hubungan antarindividu. Namun, Mi’raj ke langit menunjukkan kedekatan spiritual seorang hamba dengan Tuhannya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Isra mengajarkan umat Islam untuk mempererat hubungan sosial dengan kepedulian dan kasih sayang, sementara Mi’raj mengajarkan pentingnya hubungan spiritual yang tulus kepada Allah.
Keberagamaan dan kontribusi sosial
Selanjutnya Umar mengatakan, Keberagamaan tidak hanya soal ibadah, tetapi juga seberapa besar kontribusi kita dalam masyarakat.
“Kualitas ibadah seseorang terlihat dari kontribusinya dalam membangun hubungan sosial yang harmonis,” katanya.
Menurutnya, dengan menghidupkan bahasa langit, Isra dan Mikraj menjadi simbol pengingat akan pentingnya keseimbangan spiritual dan sosial, serta teladan utama dalam kehidupan beragama yang sejati. (P-Zamir)
