Ilustrasi ginjal sehat, organ penting yang berfungsi menyaring limbah dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. (iStockphoto)Sebaliknya, negara kaya memiliki layanan lengkap meskipun prevalensi CKD mereka lebih rendah dari rata-rata global. Hasilnya, angka kematian akibat CKD di negara miskin jauh lebih tinggi karena banyak pasien tidak pernah menerima perawatan yang layak.
IHME juga mencatat dampak kerusakan ginjal jauh lebih luas. Pada 2023, disfungsi ginjal berkontribusi terhadap 11,5 persen kematian akibat penyakit jantung global. Artinya, CKD bukan hanya penyakit yang merusak ginjal, melainkan pemicu besar kematian kardiovaskular.
Tidak mengherankan jika WHO menetapkan CKD sebagai penyakit tidak menular prioritas global, sejajar dengan kanker, diabetes, dan penyakit jantung.
Peneliti IHME menegaskan urgensi deteksi dini. Skrining albuminuria dan pemantauan faktor risiko pada kelompok rentan masih sangat minim, bahkan di negara berpendapatan tinggi.
Mereka berharap temuan ini mendorong pemerintah memasukkan CKD ke dalam kebijakan kesehatan publik secara lebih serius serta memperluas akses pengobatan yang mampu memperlambat kerusakan ginjal dan mencegah komplikasi jantung. (P-Khalied M)
No Comments