34 C
Jakarta
Saturday, July 27, 2024

    Kemkes keluhkan anggota keluarga cegah Lansia ikut vaksinasi, Indonesia masuk empat besar dunia dengan capaian lebih 10 juta orang sudah divaksin

    Terkait

    Jakarta, 31/3/21 (SOLUSSInews.com) – Pihak Kementerian Kesehatan mengeluhkan rendahnya partisipasi kaum lanjut usia dalam program vaksinasi massal Covid-19, yang salah satu penyebabnya diduga ialah sikap protektif dari anggota keluarga sendiri.

    Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemkes), Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan, kekhawatiran akan adanya efek samping dan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pada Lansia menjadi kendala program vaksinasi terhadap kelompok ini.

    Maxi menyebutkan, kekhawatiran ini bukan berasal dari para Lansia, melainkan justru dari anggota dari keluarga mereka.

    “Kekhawatiran itu justru bukan dari Lansia tetapi pada anak-anaknya. Saya banyak dapat WA dari teman-teman Dinkes, sudah door to door datang ke apartemen-apartemen, sudah janjian. Begitu datang cuma 25 persen saja yang mau, karena kebanyakan diproteksi anak-anaknya,” kata Maxi di Jakarta, Rabu (31/3/21).

    Dalam dialog virtual bertajuk “Partisipasi Lansia, Tugas Bersama”, Maxi juga mengatakan, Kemkes terus melakukan sosialisasi untuk memberi pemahaman kepada masyarakat.

    Pasalnya, ada Lansia dengan usia sudah di atas 100 tahun lebih yang mengikuti vaksinasi dan tidak mengalami dampak atau KIPI. Maxi menambahkan, KIPI pada Lansia pada umumnya sangat sedikit.

    Justru tindakan proteksi yang benar bagi lansia ialah dengan memberikan vaksin.

    “Ini saya kira perlu kerja sama kita semua terutama media untuk dapat membantu mensosialisasikan dari sisi keamanan. Memang orang tua ini harus kita lindungi, harus kita proteksi mendapatkan vaksinasi sehingga kalau terkena (Covid-19) aman,” jelasnya.

    Pada kesempatan yang sama, Maxi menuturkan, Lansia memiliki komorbid atau penyakit bawaan bisa mengikuti vaksinasi Covid-19 dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.

    Kemkes telah merilis panduan tentang jenis-jenis komorbid yang memungkinkan atau tidak bagi kaum Lansia untuk divaksinasi.

    Empat besar dunia

    Secara terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, per Jumat lalu (26/3/21), Indonesia telah melakukan penyuntikan di atas 10 juta sasaran vaksinasi. Hal ini sekaligus menempatkan Indonesia dalam posisi empat besar negara yang bukan produsen vaksin, tapi telah melakukan penyuntikan di atas 10 juta.

    “Saat ini, laju penyuntikan vaksin kita telah mencapai 500.000 suntikan per hari dan kita sudah tembus 10 juta penyuntikan Jumat lalu. Dengan capaian ini, Indonesia masuk dalam posisi empat besar negara di dunia yang bukan produsen vaksin, tapi tertinggi dalam melakukan penyuntikan. Kita di bawah Jerman, Turki, dan Brasil dan berhasil melampaui Israel dan Perancis. Ini sebuah kabar gembira,” ujar Menkes.

    Ilustrasi vaksinasi Covid-19 bagi aparatur sipil negara (ASN).

    Ilustrasi vaksinasi Covid-19 bagi aparatur sipil negara (ASN). (Foto: Antara)

    Menkes juga mengatakan, vaksin Covid-19 sudah menjadi isu geopolitik, di mana negara-negara di seluruh dunia saling berebut untuk mendapatkan vaksin. “Oleh sebab itu, vaksin yang tersedia ialah vaksin yang terbaik untuk digunakan. Pemerintah harus mengombinasikan penggunaan berbagai macam merek vaksin Covid-19 dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin untuk seluruh populasi sasaran. Tidak ada satu pun produsen vaksin di dunia ini yang dapat memenuhi seluruh permintaan negara-negara besar seperti Indonesia,” ujarnya.

    Dikatakan, Indonesia beruntung karena sudah menjalin kerja sama dengan empat produsen vaksin, yaitu Sinovac, Astrazeneca, Novavax, dan Pfizer. “Kamis lalu (25/3/21), kita menerima tambahan 16 juta dosis vaksin asal Sinovac. Secara keseluruhan, kita telah menerima 57,6 juta dosis vaksin, termasuk yang dari AstraZeneca melalui mekanisme Covax. Ketersediaan vaksin menjadi sangat penting dalam menjaga kelancaran program vaksinasi pemerintah,” kata Menkes.

    Lonjakan kasus corona

    Di sisi lain, Menkes juga menyampaikan, saat ini di sejumlah negara di Eropa dan Asia kembali terjadi lonjakan kasus Covid-19. Penyebabnya ialah karena adanya jenis virus mutasi baru, yang juga sudah masuk ke Indonesia sejak awal tahun ini, serta mobilitas tinggi.

    “Terkait lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara, saya ingin sampaikan bahwa meski kita sudah mengalami percepatan dalam vaksinasi, kita perlu berhati-hati mengatur laju penyuntikan karena adanya potensi embargo dari negara produsen vaksin yang mengalami lonjakan kasus di negaranya. Kita perlu mengatur ritme vaksinasi agar tidak ada kekosongan vaksin nantinya,” ujar Menkes.

    Menkes menambahkan, lonjakan kasus di negara lain juga mengingatkan kita untuk senantiasa waspada dengan menahan mobilitas dan mematuhi disiplin protokol kesehatan, apalagi jenis mutasi virus baru Covid-19 sangat cepat menyebar.

    “Hindari bepergian, paling tidak sampai pandemi benar-benar terkontrol. Kalau nanti terjadi lonjakan kasus, kasihan tenaga kesehatan kita akan kelelahan,” kata Menkes.

    Lansia masih rendah

    Menkes juga mendorong semua masyarakat untuk ikut mensosialisasikan pentingnya vaksinasi Covid-19, khususnya kepada kelompok masyarakat lanjut usia 60 tahun ke atas. Dari kelompok prioritas kedua, Lansia masih rendah tingkat partisipasinya. Padahal Lansia paling rentan dibanding kelompok prioritas lain karena mudah sakit serta tingkat kematiannya tinggi.

    “Mari kita upayakan bersama bagaimana bisa mendorong lansia bisa lebih cepat disuntik agar kita dapat melindungi orang tua kita. Semakin cepat vaksinasi dilakukan, semakin cepat kita mencapai kekebalan komunal,” ujar Menkes.

    Menkes kembali menghimbau kepada masyarakat untuk tidak usah ragu-ragu divaksinasi saat gilirannya tiba. Pemerintah pasti akan memprioritaskan vaksin yang benar-benar aman dan berkhasiat untuk dipergunakan oleh seluruh masyarakat berdasarkan rekomendasi dari ahli.

    “Vaksin memiliki manfaat yang jauh lebih besar dari risiko yang ditimbulkan. Ketika saatnya tiba untuk vaksinasi, tidak usah ragu-ragu. Apapun jenis vaksinnya, pasti aman dan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh kita. Bagi yang sudah divaksinasi, jangan lupa untuk tetap menjalankan protokol kesehatan 3M dengan disiplin sampai kita benar-benar mencapai kekebalan kelompok dan terbebas dari pandemi,” seru Menkes, sebagaimana dirilis Kemkes. (S-BS/jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini