Menteri Sosial l Saifullah Yusuf memberikan keterangan kepada pers tentang usulan pahlawan nasional untuk tahun 2025, Kamis (23/10/25). (Courtesy: Antara)PRIORITAS, 24/10/25 (Jakarta): Kementerian Sosial sesuai kapasitasnya telah menyerahkan usulan 40 nama calon pahlawan nasional pada tahun ini yang akan diumumkan pada 10 November 2025 bertepatan dengan Hari Pahlawan.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyampaikan hal itu saat ditemui wartawan di Jakarta pada Kamis (23/10/25). Ia mengatakan 40 berkas calon pahlawan tersebut sudah diserahkan kepada Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) yang dijabat Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
Ia mengatakan, sebelum sampai ke pemerintah pusat, setiap usulan calon pahlawan nasional terlebih dahulu diproses di tingkat kabupaten/kota kemudian ke provinsi dengan melibatkan masyarakat dan tim ahli sejarah.
Mensos memastikan, proses penetapan calon pahlawan nasional dilakukan melalui mekanisme seleksi berlapis dan melibatkan berbagai unsur.
“Usulan itu harus didukung bukti-bukti yang kuat, dibahas di daerah, lalu dibawa ke provinsi dan diteruskan ke Kementerian Sosial untuk diproses kembali sebelum naik ke Dewan Gelar,” ujarnya.
Ke-40 tokoh yang diusulkan Kementerian Sosial untuk mendapat gelar pahlawan nasional itu di antaranya adalah aktivis buruh perempuan Marsinah asal Nganjuk (Jawa Timur), Presiden RI ke-2 Soeharto (Jawa Tengah), Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Rais Aam PBNU KH Bisri Syansuri, KH Muhammad Yusuf Hasyim dari Tebuireng (Jombang), Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf (Sulawesi Selatan), dan Jenderal TNI Purn. Ali Sadikin (Jakarta).
Selain itu, ada nama Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur), H.M. Sanusi (Jawa Timur), K.H Bisri Syansuri (Jawa Timur), H.B Jassin (Gorontalo), Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat), Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (Jawa Barat), H. Ali Sastroamidjojo (Jawa Timur), dr. Kariadi (Jawa Tengah), dan R.M. Bambang Soeprapto Dipokoesomo (Jawa Tengah).
Kemudian Basoeki Probowinoto (Jawa Tengah), Raden Soeprapto (Jawa Tengah), Mochamad Moeffreni Moe’min (Jakarta), KH Sholeh Iskandar (Jawa Barat), Syekh Sulaiman Ar-Rasuli (Sumatera Barat), Zainal Abidin Syah (Maluku Utara), Gerrit Agustinus Siwabessy (Maluku), Chatib Sulaiman (Sumatera Barat), dan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah).
“Nama-nama yang telah memenuhi syarat formil akan diteruskan ke Dewan Gelar. Keputusan akhir sepenuhnya ada pada Dewan Gelar untuk menentukan siapa yang akan diajukan kepada Presiden,” katanya.
Saifullah menilai perbedaan pendapat yang muncul dari sejumlah kalangan masyarakat terkait daftar nama yang diusulkan menjadi pahlawan nasional merupakan bagian dari dinamika sehat dalam penilaian ketokohan.
Di sisi lain, ia juga memastikan bahwa tim Dewan Gelar yang diketuai oleh Menteri Kebudayaan nantinya akan mempertimbangkan berbagai pandangan dan masukan dari masyarakat, akademisi, tokoh agama, hingga perwakilan daerah sebelum adanya penetapan.
“Kita menghargai semua pendapat, tapi yang menjadi pedoman utama tetap pada syarat formil dan ketentuan pengusulan dari tiap provinsi,” ujar Saifullah, seperti dilansir dari Antara. (P-ht)
No Comments