PRIORITAS, 6/10/25 (Jakarta): Salah seorang dosen yang sukses menjadi konglomerat dunia adalah Henry Samueli. Kekayaannya berasal dari perusahaan cip asal Amerika Serikat (AS), Broadcom.
Sebagaimana catatan Forbes, per Minggu (5/10/25), total kekayaan Henry mencapai US$31,1 miliar atau sekitar Rp514,7 triliun (asumsi kurs Rp16.550 per dolar AS.
Sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, dan dikutip dari CNN Indonesia, Henry Samueli lahir di New York, AS, pada 20 September 1954. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga Yahudi-Polandia.
Adapun orang tuanya, Sala dan Aron, adalah imigran yang pindah ke AS karena ingin menyelamatkan diri dari tekanan Nazi di Eropa.
Ketika Samueli kecil, keluarganya pindah ke Los Angeles dan membuka toko minuman keras di sana. Ia pun membantu keluarganya menjalankan usaha tersebut saat remaja.
“Saat rasa itu pertama kali saya terpapar pada dunia usaha,” ujar Samueli.
Untuk ketertarikan Samueli pada dunia elektronika muncul saat merakit radio AM/FM di bangku SMP. Selepas lulus SMA, Samueli pun melanjutkan kuliah teknik elektronika di University of California, LA (UCLA).
Selanjutnya menempuh pendidikan tinggi hingga meraih gelar doktor pada 1980. Setelah itu, ia pun aktif mengajar di Departemen Teknik Elektro dan Komputer pada almamaternya itu.
Tak hanya mengajar, Samueli juga aktif berinovasi dan membuat terobosan di bidang elektronika. Atas beragam temuannya itu, ia mengantongi puluhan hak paten.
Tahun 1991, kehidupan Samueli sebagai profesor berubah. Tepatnya saat ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan cip Broadcom Corporation bersama salah satu mahasiswa doktoralnya, Henry Nicholas.
Saat itu mereka masing-masing berinvestasi US$5.000. Awalnya, mereka berkantor di kondominium Nicholas di Redondo Beach sebelum menyewa kantor di dekat UCLA, di Westwood, LA.
“Kami (Samueli dan Nicholas) tidak punya visi besar untuk perusahaan sebesar ini. Kami hanya berpikir akan sangat menarik untuk menjalankan beberapa proyek,” ujar Samueli. (P-*r/am)
No Comments