PRIORITAS, 27/8/24 (Jakarta): Secara serentak, gelaran Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada akan segera dimulai. Dan tentunya akan semakin menarik untuk mengamati perkembangan dalam persaingan politik.
Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024, pendaftaran calon Kepala Daerah dimulai tanggal 27 sampai 29 Agustus 2024. Lalu, pelaksanaan pemungutan suara akan digelar pada Rabu, 27 November 2024.
Diketahui, Sistem Pilkada serentak 2024 ini ialah yang kelima kalinya diselenggarakan di Indonesia, sekaligus yang pertama kalinya melibatkan seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.
Nahk Pilkada 2024 tak hanya menarik seluruh Indonesia, tentunya juga Pilkada DKI Jakarta 2024. Saat ini, ada dua pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta yang akan berlaga di Pilkada Jakarta 2024.
Yakni Ridwan Kamil-Suswono yang diusung oleh 12 partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Kemudian ada calon independen yakni, Dharma-Kun. Pencalonan Dharma-Kun sempat viral karena diduga melakukan pencatutan Nomor Induk Kependudukan (NIK) KTP warga Jakarta secara sepihak.
Selain itu, ada satu nama lagi yang masuk radar dan tengah menjadi bahan pembicaraan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sejarah Pilkada langsung DKI Jakarta
Seperti diketahui, Jakarta baru menggelar Pilkada langsung sejak 2007 kemudian dilanjutkan pada 2012 dan 2017. Dalam tiga kali Pilkada tersebut, dua Pilkada diramaikan lebih dari dua pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wagub yakni pada 2012 dan 2017. Hanya sekali Pilkada Jakarta diikuti dua Paslon yakni pada 2007.
Saat Pilkada DKI 2007, ada dua Paslon yakni Adang Daradjatun-Dani Anwar dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
Ketika itu, Paslon Adang-Dani Anwar hanya diusung PKS. Sementara itu, Fauzii Bowo-Nachrowi diusung setidaknya 14 partai. Di antaranya Partai Demokrat, PDIP, Partai Golkar, PAN, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), PBB, Partai Patriot Pancasila, Partai Pelopor, PNI Marhaenisme, Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD), Partai Indonesia Baru (PIB), dan Partai Persatuan Daerah (PPD).
Selanjutnya pada Pilkada 2012, ada lima paslon. Yang menarik dua paslon datang dari kelompok independen yakni Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria dan Faisal Basri-Biem Triani Benjamin.
Sementara itu, pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono didukung setidaknya 16 partai, Di antaranya adalah Golkar, PPP, PDS, PKPB, Patriot, PKDI, RepublikaN, PPD, Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI), PPD, PNI Marhaenisme, Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI), Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI), Partai Nasionalis Bung Karno (PNBK), Partai Indonesia Sejahtera (PIS), hingga Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB).
Pada Pilkada 2017, PKS dan Gerindra membentuk aliansi untuk mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno. Sedangkan PDI-P, Golkar, Hanura, dan NasDem mengusung Ahok-Djarot Saiful Hidayat. Paslon ketiga ialah Agus Harimurti Yudhoyono- Sylviana Murni yang diusung Demokrat, PPP, PKB, dan PAN.
Siapa Gubernur DKI Jakarta asli Betawi?
Ternyara, dari 19 gubernur DKI Jakarta yang sudah menjabat, terpantau hanya dua saja yang lahir di Jakarta, atau dapat disebut sebagai orang Betawi asli. Adapun dua gubernur tersebut yakni Letnan Jendral (Purn) Soerjadi Soedirdja dan Fauzi Bowo.
Diketahui, Soerjadi Soedirdja atau kerap disapa Bang Sur, seorang Gubernur DKI Jakarta periode menjabat 1992-1997, lahir pada tanggal 11 Oktober 1938 di Jakarta, merupakan sosok Gubernur DKI yang dikenal sebagai pribadi yang bekerja dan sedikit bicara.
Di masa kepemimpinannya, beliau melahirkan ide-ide segar yang membuat banyak perubahan untuk Ibu Kota. Mulai dari pembangunan beberapa jalan Tol di Ibu Kota, pembangunan rumah susun, perluasan daerah penghijauan, hingga peningkatan kualitas sumber daya aparat di Pemda DKIJakarta.
Sesudah Bang Sur, Fauzi Bowo atau Bang Foke juga menjadi gubernur DKI Jakarta Betawi asli. Lahir di Jakarta pada 10 April 1948, Ban Foke memiliki darah Betawi dari Ibunya yakni Nuraini.
Kemudian, Bang Foke juga menjadi gubernur Jakarta pertama yang terpilih secara demokratis pada 2007. Berawal dari ketika menjabat sebagai Sekretaris Wilayah Daerah (Sekda) DKI Jakarta, beliau kerap kali dijagokan beberapa partai dan Badan Musyawarah (Bamus) Betawi sebagai salah satu calon Gubernur DKI. Namun, ia hanya memilih menjadi Wakil Gubernur menemani Sutiyoso untuk periode 2002 – 2007.
Ternyata, lima tahun menjabat sebagai wakil gubernur tak membuat Bang Foke mengurungkan niat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ia menyasar kedudukan orang nomor satu di Jakarta dengan Prijanto pada Pemilu Kepala Daerah DKI Jakarta tahun 2007. Akhirnya Fauzi Bowo-Prijanto berhasil mengalahkan Adang Daradjatun dan Dani Anwar. Resmilah ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode kepemimpinan 2007-2012.
Menariknya, dari deretan 19 Gubernur Jakarta, justru mayoritas tidak lahir di tanah Betawi. Tempat kelahiran mereka sangat beragam mulai dari Manado, Padang Panjang, hingga Surakarta/Solo. Dua gubernur bahkan datang dari Solo/Surakarta yakni Joko Widodo dan Suprapto. Lalu satu dari Manado, Henk Ngantung. (P-CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa