26.9 C
Jakarta
Wednesday, December 4, 2024

    Israel bangun Cyber Dome setelah punya Iron Dome, apa itu?

    Terkait

    PRIORITAS, 3/5/24 (Yerusalem): Selama ini, kita mengenal ‘Iron Dome’. Yakni, sistem pertahanan udara Israel yang telah lama melindunginya dari roket-roket dari nana pun.

    Nah, informasi terkini, Israel sedang membangun ‘Cyber Dome’ atau kubah siber. Ini disebut-sebut untuk mempertahankan diri dari serangan online, terutama dari musuh bebuyutannya, Iran.

    Ya, Israel terus memacu inovasi teknologi militernya, untuk menghadapi apa yang disebut ‘perang senyap’.  “Ini adalah perang senyap, perang yang tidak terlihat,” kata Kepala Kerja Sama Internasional Direktorat Siber Nasional Israel, Aviram Atzaba.

    Peningkatan serangan siber

    Sementara Israel telah memerangi Hamas di Gaza sejak serangan 7 Oktober, ia mengatakan, negaranya juga menghadapi peningkatan serangan siber yang signifikan dari Iran dan sekutunya.

    “Mereka mencoba meretas semua yang mereka bisa,” katanya kepada AFP, menunjuk pada gerakan Hamas dan Hezbollah Lebanon.

    Namun, Atzaba mengeklaim, sejauh ini mereka belum berhasil menyebabkan kerugian nyata bagi Israel.

    Dekitar 800 serangan signifikan digagalkan

    Dia mengatakan, sekitar 800 serangan signifikan telah digagalkan sejak perang meletus.

    Di antara target-target tersebut ialah organisasi-organisasi pemerintah, militer, dan infrastruktur sipil. Beberapa serangan tidak dapat digagalkan, termasuk terhadap rumah sakit di kota Haifa dan Safed di mana data pasien dicuri.

    Meskipun Israel telah memiliki pertahanan siber, Atzaba menyebut, pertahanan tersebut telah lama terdiri dari “upaya-upaya lokal yang tidak terhubung”. Jadi, selama dua tahun terakhir, Direktorat Siber Nasional Israel telah bekerja untuk membangun sistem terpusat dan real-time yang bekerja secara proaktif untuk melindungi seluruh dunia maya Israel.

    Tidak mengungkapkan jumlah staf dan anggaran

    Berbasis di Tel Aviv, Direktorat Siber Nasional Israel bekerja di bawah otoritas perdana menteri.

    Direktorat ini tidak mengungkapkan jumlah staf, anggaran, atau sumber daya komputasinya.

    Terkait proyek ‘Cyber Dome’ ini, Atzaba menyebut, Israel bekerja sama erat dengan beberapa sekutu, termasuk Amerika Serikat.

    Sistem kerja ‘Cyber Dome’ Israel

    Sementara itu, seorang peneliti di Institute for National Security Studies, yang berafiliasi dengan Universitas Tel Aviv, Chuck Freilich, menyebut, meski Israel dianggap sebagai kekuatan siber utama, Iran kemungkinan besar akan terus berkembang.

    Dia menunjuk pada bantuan dari Rusia dan China, serta populasinya yang jauh lebih besar serta penekanan pada pelatihan dunia maya untuk siswa maupun tentara.

    Atzaba bersikeras, kuantitas peretas merupakan nomor dua setelah kualitas teknologi dan penggunaannya.

    “Selama dua tahun terakhir, kami telah mengembangkan ‘Cyber Dome’ untuk melawan serangan siber, yang berfungsi seperti ‘Iron Dome’ untuk melawan roket,” katanya.

    Dengan ‘Cyber Dome’, menurutnya, semua sumber dimasukkan ke dalam kumpulan data besar yang memungkinkan untuk melihat gambaran besar dan meminta respons nasional secara komprehensif dan terkoordinasi.

    Atzaba menjelaskan, sistem Israel memiliki berbagai pemindai yang secara terus menerus memantau ruang siber Israel untuk mencari kerentanan dan memberi tahu para pemangku kepentingan tentang cara untuk mengatasinya

    Kekuatan dunia maya Israel mengandalkan kerja sama erat antara sektor publik, swasta, dan akademis, serta para peretas “topi putih” Israel yang membantu mengidentifikasi kelemahan.  “Kami bekerja bahu-membahu,” beber Aviram Atzaba, seperti dikutip Kompas.com. (P-KC/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini