Orang-orang melihat bangunan yang rusak akibat serangan Israel, di Teheran, Iran, 13 Juni 2025 lalu. 1062 orang tewas termasuk 786 personel militer Iran. (iranint’l)PRIORITAS, 22/7/25 (Teheran): Pemerintah Iran akhirnya mengakui serangan Israel dalam perang 12 hari telah membunuh 1.062 orang, termasuk 786 personel militernya dan 276 warga sipil lainnya.
Setidaknya ada sekitar 10 jenderal dan belasan komandan militer Iran tewas terbunuh dalam perang yang dimulai 13 Juni 2025 itu.
“Kami telah mempersembahkan 1.062 martir dalam perang ini, termasuk 102 perempuan dan 38 anak-anak,” ungkap jurubicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Iran International, hari Selasa (22/7/25).
Militer Iran sangat terpukul karena para petinggi militernya yang memegang rantai komando terbunuh.
Mereka adalah Panglima tertinggi militer Iran, Jenderal Mohammad Bagheri, dan Wakil Komandan Kepala Angkatan Bersenjata, Jenderal Gholamali Rashid.
Kemudian, wakil Kepala Intelijen Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Gholamreza Mehrabi, Wakil Komandan Operasi Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mehdi Rabbani, Komandan Pertahanan Udara Iran, Jenderal Davood Sheikhian dan Wakil Kepala Unit Kerdigantaraan, Jenderal Khosro Hassani.
Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Jenderal Hossein Salami juga terbunuh.
Kemudian Kepala Intelijen IRGC, Jenderal Mohammad Kasemi, dan wakilnya Jenderal Hassan Mohaqiq juga dinyatakan tewas.
Israel juga berhasil membunuh kepala unit udara Garda Revolusi, Jenderal Amir Ali Hajizadeh,
Terakhir, Israel juga membunuh Komandan Angkatan Laut, Laksamana Muda Ali Shamkani.
Selain mereka, para ilmuwan nuklir Iran juga tewas akibat serangan Israel. Mereka adalah doktor Ali Bakaei Karimi, Mansour Asgari, dan Saeed Borji.
Jurubicara pemerintah Iran menambahkan lima paramedis, lima perawat, dan tujuh petugas tanggap darurat juga termasuk di antara para korban tewas.
Korban sipil juga mencakup 34 mahasiswa dan lima pendidik. “Sejumlah profesor dan staf akademik universitas juga gugur,” ujarnya, meskipun tidak memberikan angka spesifik.
Provinsi Teheran terdapat jumlah kematian tertinggi, dengan 265 orang tewas, akibat serangan Israel.
Pemerintah Iran juga menguraikan kerusakan signifikan pada infrastruktur.
219 pabrik hancur
Serangan Israel juga menghancurkan sebanyak 219 pabrik. Jumlah itu mulai dari pabrik besar hingga lokasi produksi kecil.
Selain itu terdapat 36 sekolah di 16 provinsi rusak. Kerusakan juga dilaporkan terjadi di rumah 22 profesor universitas.
“Tujuh rumah sakit dan 11 ambulans terkena dampak, dan sekitar 8.000 unit hunian rusak,” kata Mohajerani.
Ia mengemukakan, meskipun terjadi kerusakan, proses rekonstruksi telah dimulai.
Selama konflik, 230 sekolah digunakan sebagai tempat penampungan dan 56 sekolah diperuntukkan bagi para pengungsi.
Angka korban yang diumumkan Iran sesuai dengan yang dilaporkan kelompok hak asasi manusia HRANA.
Dalam laporan pascaperangnya, kelompok tersebut menyatakan konflik Iran-Israel telah mengakibatkan 5.665 korban, termasuk 1.190 kematian dan 4.475 luka-luka, baik dari pihak militer maupun sipil.
Serangan ke penjara
Mohajerani mengatakan Israel juga menyerang penjara Evin di ibukota Iran, Teheran, tempat para tahanan politik ditahan.
Badan peradilan Iran pada hari Selasa mengonfirmasi 75 narapidana melarikan diri selama serangan Israel tersebut, dan 27 orang masih belum diketahui keberadaannya.
Juru bicara kehakiman, Asghar Jahangir, mengatakan sebagian besar narapidana yang melarikan diri adalah tahanan berisiko rendah yang ditahan atas tuduhan ringan atau berdasarkan perintah penahanan ringan.
“Sejauh ini, 48 narapidana telah kembali secara sukarela atau ditangkap,” ujarnya.
Jahangir menekankan tidak ada mata-mata atau narapidana dengan tuduhan terkait keamanan atau tuduhan berat di antara mereka yang melarikan diri.
Ia menambahkan identitas mereka yang masih buron telah diketahui, dan mereka akan ditangkap jika tidak menyerahkan diri.
Alat penindasan
Pada 23 Juni 2025 lalu, Israel meluncurkan beberapa rudal ke Penjara Evin di Teheran.
Israel menyebut fasilitas tersebut sebagai “alat penindasan.”
Penjara itu telah lama dianggap sebagai simbol tindakan keras Iran terhadap para lawan politik.
Bom dari pesawat jet tempur Israel menghancurkan area-area penting, termasuk beberapa bangsal, ruang perawatan, dan ruang kunjungan, yang mengakibatkan kerugian langsung dan dahsyat.
Di antara korban tewas terdapat dua petugas penjara, Ruhollah Tavasoli dan Vahid Heydarpour, serta kepala jaksa Evin, Ali Ghanaatkar.
Pemerintah Iran mengatakan sejumlah tahanan, staf medis, anggota keluarga yang berkunjung — termasuk seorang anak kecil — dan seorang saksi mata juga tewas.
Menurut seorang juru bicara pengadilan, tanggal 29 Juni 2025 sebanyak 71 orang telah dipastikan meninggal, meskipun pihak berwenang belum merilis daftar lengkap korban. (P-Jeffry W)
No Comments