27.8 C
Jakarta
Tuesday, April 29, 2025

    Iran tuduh Israel tanam bom di empat titik pelabuhan yang meledak dahsyat

    Terkait

    PRIORITAS, 28/4/25 (Teheran): Iran menuduh Israel menanam bom setidaknya di empat kontener berisi bahan bakar peluru kendali, yang menyebabkan ledakan sangat dahsyat di pelabuhan Shahid Rajaee, Bandar Abbas.

    Untuk pertama kalinya, pejabat Iran secara terbuka menuduh Israel terlibat dalam ledakan besar di pelabuhan kontener (petikemas) terbesar itu.

    “Israel terlibat dalam ledakan Pelabuhan Rajaee. Ini bukan kecelakaan,” kata anggota parlemen Iran, Mohammed Seraj di Teheran, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Ynetnews, hari Senin (28/4/25).

    Ia mengklaim bukti yang jelas menunjukkan keterlibatan Israel. Ledakan itu terjadi di empat lokasi berbeda. Ledakan tersebut terjadi sekitar pukul 12:00 siang Sabtu waktu setempat.

    “Bahan peledak ditanam dalam kontainer, baik di negara asal maupun di sepanjang rute pengiriman. Kami tidak mengesampingkan kemungkinan adanya unsur internal yang membantu menanam bahan peledak”, ujar Seraj.

    Rekaman awal menunjukkan asap oranye mengepul ke langit sebelum awan jamur hitam besar terbentuk. Api langsung berkobar di mana-mana.

    Ledakan itu menyebabkan kerusakan luas di Pelabuhan Shahid Rajaee, pelabuhan komersial terbesar di Iran, dengan gelombang kejut dilaporkan terasa hingga beberapa kilometer. Bunyi ledakan bahkan terdengar hingga radius 37 kilometer.

    Dilakukan Mossad

    Data terbaru sampai Senin malam menyebutkan jumlah korban tewas akibat ledakan di pelabuhan Bandar Abbas di Iran selatan itu, telah bertambah menjadi 46 orang.

    Ada 1.139 orang mengalami luka bakar dan terpapar bahan kimia. Pihak berwenang melaporkan dari jumlah ribuan itu, sebanyak 190 orang masih dirawat di rumah sakit.

    Menurut kantor berita pemerintah Iran, IRNA, mengutip Ketua Parlemen Mohammad Baqer Qalibaf,  penyelidikan terhadap ledakan besar di pelabuhan itu, masih terus dilakukan untuk mengungkap apakah ada kelalaian atau penyebab lain.

    Sebelumnya media setempat, WANA Iran, menyebutkan ada dugaan kuat Dinas Rahasia Israel, Mossad, diduga kuat melakukan sabotase terhadap bahan bakar rudal Iran, yang dikirim dari China dan baru tiba di pelabuhan Bandar Abbas tersebut.

    “Skenario lain yang masuk akal adalah jika sabotase memang terjadi, itu mungkin merupakan pekerjaan Mossad dengan koordinasi Amerika”, lapor media WANA Iran.

    Sejumlah pejabat Iran merasa yakin hanya Mossad yang mampu melakukan sabotase seperti itu. Tuduhan terhadap Israel semakin kuat, karena negara itu pernah menjadi sasaran serangan rudal Iran.

    Rudal balistik jarak menengah Kheibar Shekan milik Iran, memakai bahan bakar padat Natrium Perklorat, seperti yang meledak di pelabuhan tersebut.

    Tiga hari terbakar

    Media Arab Saudi, Asharq al-Awsat melaporkan sampai hari Senin api masih berkobar di lokasi, meskipun  upaya pemadaman kebakaran terus berlanjut.

    Ini berarti sudah tiga hari sejak ledakan besar pertama terjadi pada hari Sabtu siang (26/4/25). Petugas pemadam kebakaran Iran terlihat mengerahkan pesawat dan helikopter untuk menjatuhkan air dari atas.

    Menteri Dalam Negeri Iran, Eskandar Momeni mengatakan 80% api telah berhasil dipadamkan, tetapi diperkirakan butuh beberapa jam lagi untuk memadamkannya sepenuhnya.

    Namun, sekitar tengah hari terjadi ledakan baru di sebuah kontener,  sehingga menyebabkan api kembali membesar. Sekitar 100 kontener di pelabuhan itu hancur akibat ledakan hebat dan terbakar api.

    Rekaman baru yang dirilis menunjukkan dampak ledakan memang sangat dahsyat. Seorang pegawai di sebuah kantor sejauh 5 kilometer (3,1 mil) dari lokasi, terlempar ke belakang akibat gelombang kejut, ketika ia mendekat ke jendela.

    Gambar tambahan dari lokasi kejadian menunjukkan sebuah bangunan lain hancur total, diyakini hanggar yang sama di lokasi saat ledakan awal.

    Gas beracun menyebar

    Presiden Rusia Vladimir Putin, yang sangat bergantung pada pesawat nirawak (drone) Shahed buatan Iran dalam perang dengan Ukraina, langsung mengirim sejumlah pesawat dan puluhan personil untuk membantu upaya pemadaman kebakaran di lokasi tersebut.

    Pada Sabtu malam, para pejabat mengatakan angin kencang telah mempersulit pengendalian kebakaran. Layanan darurat mengumumkan sekolah, kantor, dan universitas di Bandar Abbas akan tetap tutup.

    Kementerian Kesehatan Iran juga menyarankan penduduk provinsi Hormozgan, untuk tetap berada di dalam rumah karena adanya gas beracun yang menyebar akibat kebakaran hebat di pelabuhan itu.

    Pelabuhan tersebut sangat penting bagi perekonomian Iran, karena memproses 70% barang komersialnya atau sekitar 80 juta ton per tahun. Pelabuhan ini juga menampung fasilitas minyak dan petrokimia.

    Media pemerintah Iran melaporkan pekerjaan telah dilanjutkan sebagian di area pelabuhan yang tidak rusak. Televisi Iran menayangkan rekaman yang memperlihatkan peti kemas sedang diturunkan dari kapal.(P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini