25.2 C
Jakarta
Saturday, July 27, 2024

    Injeksi !!! Dorong pemulihan ekonomi, BI lakukan QE Rp662,1 T

    Terkait

    Jakarta, 29/9/20 (SOLUSSInews.com) – Khabar gembira datang dari Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, yang melaporkan telah melakukan quantitative easing dengan menginjeksi likuiditas ke pasar uang dan perbankan pada 2020 secara year to date mencapai Rp662,1 triliun.

    Dilaporkan, injeksi likuiditas tersebut dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi.

    Bank Indonesia telah melakukan injeksi likuiditas ke perbankan dalam jumlah besar sejak awal 2020 melalui pembelian SBN dari pasar sekunder dengan penyediaan likuiditas di perbankan melalui mekanisme term repurchase agreement (repo) serta penurunan Giro Wajib Minimum (GWM).

    “Kondisi likuiditas perbankan lebih dari cukup,” tutur Perry, dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (28/9/20) kemarin.

    Ia memerinci, quantitative easing (QE) pada Januari-April 2020 yang digelontorkan BI sebesar Rp419,9 triliun.

    QE di antaranya untuk pembelian SBN dari pasar sekunder Rp166,2 triliun, term Repo perbankan Rp160 triliun, FX Swap Rp40,8 triliun, dan penurunan GWM Rupiah Rp53 triliun.

    Sementara itu, QE Mei-2020, anggaran yang diguyurkan oleh BI sebanyak Rp242,2 triliun.

    QE terdiri atas untuk penurunan GWM Rupiah sekitar Rp102 triliun, tidak mewajibkan tambahan Giro bagi yang tidak memenuhi RIM mencapai Rp15, 8 triliun, dan term Repo perbankan serta FX Swap Rp124,2 triliun.

    “GWM dulu 6,5 persen, sekarang 3,5 persen. GWM di BI dulu tidak ada suku bunga, sekarang ada suku bunga 1,5 persen. Kami turunkan GWM,  perbankan tambah likuiditas dan bisa ditanamkan di SBN dan pasar uang sambil menunggu penyaluran kredit,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Perry mengatakan, BI juga telah melakukan  relaksasi pengaturan mikroprudensial, financing to funding ratio, atau rasio intermediasi perbankan, kebijakan uang muka kredit,  dan loan to ratio.

    “Berbagai hal kami lakukan. Dan, ini bersama-sama pemerintah agar realisasi APBN dipercepat dan OJK dapat melakukan restrukturisasi kredit yang dipercepat. Jadi, bisa saling sinergi dorong pertumbuhan ekonomi,” tutur Perry Warjiyo, seperti diberitakan investor.id. (S-ID/jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini