PRIORITAS, 11/4/25 (New York): Sebuah helikopter jenis Bell jatuh di sungai Hudson, New York, di lepas pantai Manhattan, Amerika Serikat, hari Kamis sore (10/4/25) atau Jumat (11/4/25) pagi waktu Indonesia. Seluruh penumpang yang terdiri dari satu keluarga suami-istri dan tiga anak-anak serta pilot tewas di tempat, ketika badan helikopter menghempas air dengan keras.
Sebuah video dari warga menunjukkan detik-detik helikopter tersebut sedang terbang, namun tiba-tiba melintir di udara setelah kehilangan bagian ekor termasuk baling-baling utamanya. Badan helikopter yang berputar-putar tersebut, kemudian dengan cepat jatuh ke sungai dan menimbulkan percikan air sangat besar.
Menurut CBC News seperti dikutip Beritaprioritas.com hari Jumat (11/4/25), dugaan kuat terjadi malfungsi baling-baling ketika helikopter tersebut sedang di udara. Baling-baling utama yang sudah terlepas juga terlihat berputar kencang di udara dan jatuh di bagian lain sungai Hudson.
Departemen Pemadam Kebakaran Kota New York mengatakan pihaknya menerima laporan adanya helikopter di air pada pukul 3:17 siang ET. Beberapa menit setelah insiden itu, tim penyelamat pantai langsung menemukan badan helikopter jatuh terbalik di sungai Hudson antara Manhattan dan tepi pantai New Jersey.
Total ada 6 korban tewas dalam bencana penerbangan terbaru di AS ini. “Satu keluarga, pria dan wanita dewasa dengan tiga anak-anak termasuk pilot tewas”, kata pejabat tim penyelamat setempat.
Wali Kota New York City, Eric Adams mengatakan semua korban meninggal telah ditemukan dan dikeluarkan dari air. Satu keluarga yang tewas merupakan bagian dari turis Spanyol yang sedang berkunjung ke kota tersebut.
Saksi Bruce Wall mengatakan ia melihat helikopter hancur berantakan di udara, dengan ekor dan baling-baling terlepas. “Baling-baling masih berputar tanpa pesawat saat jatuh”, katanya.
Lesly Camacho, seorang pelayan di sebuah restoran di sepanjang sungai di Hoboken, New Jersey, mengatakan dia melihat helikopter berputar tak terkendali sebelum jatuh menghantam air. “Ada banyak asap mengepul. Heli itu berputar sangat cepat, dan mendarat dengan sangat keras di air,” tuturnya.
Kegagalan mekanis
Saat helikopter jatuh, langit sedang mendung, tetapi jarak pandang di atas sungai tidak terganggu secara signifikan. Meski begitu tim penyelamat harus berhadapan dengan suhu air sangat dingin sekitar 7 derajat Celcius.
Badan Penerbangan Federal (FAA) mengidentifikasi helikopter itu sebagai Bell 206, model yang banyak digunakan secara komersial, termasuk perusahaan wisata, stasiun berita TV, serta departemen kepolisian.
Awalnya heli jenis ini dikembangkan untuk Angkatan Darat AS, sebelum diadaptasi untuk keperluan lain. Ribuan unit telah diproduksi selama bertahun-tahun.
Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) mengatakan akan menyelidiki penyebab jatuhnya helikopter wisata tersebut.
Seorang pilot helikopter Korps Marinir, Justin Green, melihat video kecelakaan itu menunjukkan telah terjadi kegagalan mekanis yang parah. “Itu membuat pilot tidak memiliki kesempatan untuk menyelamatkan helikopter”, kata Justin Green,
Menurut dia, ada kemungkinan rotor utama helikopter menghantam tiang ekor, mematahkannya dan menyebabkan kabin jatuh bebas.
“Tidak ada tanda-tanda mereka memiliki kendali atas pesawat itu. Tidak ada pilot yang dapat mencegah kecelakaan itu ,setelah mereka kehilangan daya angkat. Ini seperti batu yang jatuh ke tanah. Sungguh memilukan”, paparnya.
Selama bertahun-tahun telah terjadi banyak kecelakaan udara di AS, termasuk tabrakan pesawat dan helikopter wisata di atas Sungai Hudson tahun 2009, yang menewaskan sembilan orang. Tahun 2018 sebuah helikopter sewaan juga ke East River, menewaskan lima orang.
Sebuah pesawat angkut medis jatuh di kawasan Philadelphia bulan Januari 2025, menewaskan tujuh orang. Peristiwa itu terjadi dua hari setelah jet American Airlines dan helikopter militer bertabrakan di udara di Washington, menewaskan 67 orang, sebuah bencana udara AS paling mematikan dalam satu generasi. (P-Jeffry W)